top of page

Doodle My Day

CHANGE MAKER FAMILY



Ketika saya masih berjibaku dalam kubikel sempit bernama tugas domestik rumah tangga dan menghembuskan sejuta keluhan di dalamnya, maka saya tak akan bisa membagikan apapun dalam hidup. Qadarullah saya dipertemukan dengan Komunitas Ibu Profesional awal tahun 2017 dan mengikuti Matrikulasi Batch 3. Parasut pikiran saya terbuka perlahan seiring NHW demi NHW yang dirancang dan berikhtiar mewujudkannya. Kemudian saya kini sampai pada satu titik bernama Change Maker Family. Bagaimana bisa kita berkontribusi untuk sesama, jikalau kita belum ‘selesai’ dengan diri sendiri, begitulah yang saya pahami dari ucapan Bu Septi Peni Wulandari, selaku Founder Institut Ibu Profesional.


DREAM IT, SHARE IT, DO IT!


Sebagai Ibu dari putri kecil yang beranjak 3 tahun, saya banyak dikejutkan dengan pengalaman belajar tak terduga. Mulai dari fase tantrum, eksplor gerak anak, sampai kemampuan verbal bak peniru ulung segala hal. Saya ingin memberikan momentum berharga bagi Khanza sebelum berangkat mengajar dan setelah pulang. Memaksimalkan kualitas waktu dengan Khanza sebaik mungkin. Selama ini Khanza seringkali berakhir pada menonton video kesukaannya terlalu lama. Sementara saya berkutat dengan tugas sekolah yang dibawa ke rumah. Kali ini, saya akan membatasi jam nonton Khanza dan mengalihkannya pada aktivitas yang lebih variatif. Bermain Bersama Khanza dan membuat jurnal sederhana dari aktivitas yang kami lakukan. Memotret setiap momen berharga sebagai portofolionya. Merekam jejak berharga agar si kecil bisa mengenang setiap kebersamaan. Menyimpan setiap aliran rasa dari aktivitasnya di blog pribadi. Kemudian memanfaatkan printer di rumah, saya mencetak jejak rekam aktivitas seminggu 1 kali yang berjudul “Langkah Kecil Bunda Sayang Khanza”. Tentunya saat Khanza sudah terlelap, agar kebersamaan kami tak terganggu aktivitas apapun.


Saya berperan sebagai guru di full day school dari Senin sampai Jumat. Saat ini saya mengajar Prakarya dan Tahsin. Misi terdekat saya adalah menyemaikan literasi visual lewat Doodle dalam pembelajaran. Baik lewat gaya mencatat, pemanfaatan blog pribadi anak-anak di sekolah, dan mendorong mereka menciptakan konten kreatif lewat coretan bemakna. Harapannya anak-anak bisa menciptakan sebuah antologi karya yang memupuk motivasi menulis mereka. Ini tantangan mendebarkan! Di saat mereka lebih suka dengan snapgram, live report, dan grup line chatting, saya coba memberikan ‘distraksi’ positif agar mereka juga bisa menciptakan konten sendiri bukan sekadar stalking ini-itu. Menyelipkan pesan pada generasi C (yang lahir tahun 2000-an) bahwa fitrah zaman teknologi serba canggih mesti diiringi dengan jemari iman dan takwa. Mengarahkan remaja yang WOW bukan cuma kekinian di jaman NOW, tapi tetap menjaga fitrah pemberianNya di tengah arus dunia.


Berkembang lewat Me Time


Mengembangkan Me Time menjadi ladang berbagi inspirasi. Me Time saya sebenarnya ada tiga, di antaranya: 1) Doodle, 2) Desain, 3) Fotografi.

Menginisiasi grup berbagi tentang Doodle bersama para ibu yang cenderung visual dalam gaya belajarnya lewat Emakdoodle. Learning Moms by Doodling. Menyiapkan tema yang relevan setiap satu bulan sekali dan sharing teknik doodling tentatif sesuai kebutuhan. Desain kadang jatuhnya bukan menjadi Me Time, tapi tugas tertentu yang berpacu dengan deadline. Kedepannya, saya ingin mencoba memadukan tiga kesukaan di atas menjadi sebuah karya pribadi. Menjadi seorang penulis buku solo adalah impian saya setelah berhasil menjadi kontributor buku komunitas ODOPfor99days yang berada di bawah naungan Institut Ibu Profesional. Menulis buku tentang Doodle dengan segmen pembaca para ibu. Harapannya, buku ini bisa membuka ruang berkarya lewat Doodle dalam keseharian sebagai ibu, istri, dan pribadi.


Bagaimana caranya agar perubahan di atas bisa terwujud? Caranya dengan menyesuaikan ritme dan menyeimbangkan peran. Saya berupaya:

1. Ready and Clean before GO. Selalu meninggalkan rumah dalam keadaan rapi agar pulang mengajar tugas rumah tangga tidak menumpuk.

2. Teng, GO! Berusaha pulang tepat waktu karena harus menjemput si kecil dari rumah neneknya. Sebisa mungkin tidak bawa kerjaan ke rumah. Fokus untuk anak dan suami. Kalaupun terpaksa, pastikan siapkan energi khusus saat anak dan suami sudah terlelap.

3. Jamkos for Lesson. Memanfaatkan jam kosong mengajar untuk menyiapkan media pembelajaran sekaligus merumuskan lesson plan mengajar dan proyek istimewa. Tahun 2018 ini saya siap menjadi pilot project Buku Kenangan Sekolah.

4. Tilawah after Five Times. Membiasakan diri bertilawah minimal setengah halaman setelah sholat wajib lima waktu.

5. One Week One Book. Baca buku minimal 1 sepekan sekali. Membuat review lewat doodle dan blog pribadi.

6. Inspire Other with Blogwalking. Memberikan anak-anak di sekolah kesempatan mengunjungi blog temannya untuk saling berkomentar dan memberikan masukan satu sama lain.

7. One Week One Creation. Bebikinan kerajinan sederhana bersama Khanza setiap satu pekan sekali setiap Sabtu.


Semoga Allah kuatkan langkah dalam menumbuhkan habit sesuai fitrahNya dan meringankan langkah menuju perubahan dalam ridhoNya. Bismillah semangaaaat!



99 views0 comments
bottom of page