Rabu, 23 Oktober 2019 saya mendadak dikabari oleh Leader IP Surabaya, Bunda Ainun untuk mewakili Komunitas dalam kolaborasi bersama gerakan Pembaharu - Saya Pemberani.Id (Ashoka Foundation) yang sedang bergerak di kawasan Surabaya. Dan Ada 3 titik lokasi yang sedang digarap pada tanggal 25-26-27 Oktober. Kebetulan PJ acara event ini saya berhubungan langsung bersama mbak Ara, Changemaker Ashoka. Ketika mengingat nama beliau yang saya ingat adalah Moo's Project nya.
Singkat cerita, berangkatlah saya satu tim Semanggi Family menuju lokasi di kawasan Putat Jaya sebuah ex-lokalisasi Dolly di Jawatimur. Saya ditemani oleh suami untuk membantu bergantian menjaga si bayi selama acara berlangsung. Kawasan ini merupakan binaan Koalisi Perempuan Indonesia, berjumpalah saya dengan bu Ida sebagai koordinator binaan wilayah disini. Ada ibu Farah, dan teman komunitas dari Gusdurian, serta beberapa mahasiswa/i yang sedang mengambil data untuk kepentingan skripsinya. Yang saya sendiri terkaget, mereka rupanya adik-adik angkatan fakultas dari almamater yang sama dengan saya. Pantas saja muncul rasa dejavu saat menginjakkan kaki dikawasan padat penduduk ini, teringat 10 tahun silam membantu proses mengambil data mata kuliah Psikologi Komunitas, Lingkungan dan Urban bersama salah seorang teman.
Dikesempatan sharing session ini saya diminta untuk bercerita mengenai perjalanan mendampingi ananda mengenai peran ibu sebagai teman tumbuh anak untuk menjadi pembaharu melalui project harian belajar. Gerakan Saya Pemberani.Id ini sendiri merupakan gelombang perubahan yang di gagas Ashoka Foundation yang berkaitan spesifik dengan pola gaya hidup sehat, sadar gizi anak saat ini agar cerdas mengkonsumsi makan-minuman, dan menjadi penjemput perubahan akan solusi dari isu sosial nutrisi saat ini. Seperti maraknya gaya hidup makan junk food, minuman soda, minuman kadar gula tinggi, atau makanan yang serba digoreng, atau pendeknya rentang variasi makanan anak masa kini dan sejenisnya.
Dikesempatan kali ini saya menceritakcn beberapa kegiatan berkreasi olahan makanan minuman bersama kakak Anina. Ada beberapa project bergizi seperti membuat Pisang cokelat, Pizza-Pancake-Cupcake yang semua serba homemade, dan juga DIY Yogurt yang beberapa hari kemarin kita praktekkan bersama.
Kisah yang saya sampaikan berawal ketika bermain sore hari di sebuah taman kota Gresik. Saat itu usia Anina 3 tahun dan mulai saya berani lepaskan ke situasi sosial untuk belajar bersosialisasi. Ketika waktunya snack time sore hari, saya yang kala itu belum terbiasa membawa bekal sendiri dan berzero waste, mengamati bahwa orang yang berjualan disekitar taman sebagian besar adalah makanan kurang sehat seperti cilok pentol, tempura, sosis nugget, teh, minuman sachet kemasan. Naluri keibuan saya menggelitik, bisa-bisa gaya pola makan anak-ku dikontrol oleh lingkungan yang menawarkan pangan kurang sehat. Apa yang bisa kuperbuat agar lebih baik? Kasihan, anak-anak usia dini ini sudah minum teh dan pemanis buatan.
Sejak itulah, kakak mulai sering saya ajak ngobrol-membaca buku tentang gizi dan nutrisi. Yang terpenting pola makan orangtuanya juga berubah drastis. Terlebih ibunya yang mulai perlahan menghilangkan kebiasaan jajan sembarangan, doyan ngemil, atau suka pilih-pilih makanan. Termasuk mengencangkan otot bisep trisep untuk berburu dan mengeksekusi aneka olahan pangan kudapan homemade. Kala itu si kakak juga sedang mengenal bentuk aneka buah dan mengenalkan variasi rasa aneka buah. Terpilihlah buah pisang dan cokelat.
Kak, kira-kira apa yang bisa kakak lakukan untuk mengajak teman-teman di taman buat makan sehat? Jadilah project Pisang Cokelat. Sebuah project berjualan yang sebenarnya dilatarbelakangi keinginan untuk memberikan tawaran solusi pangan cemilan sehat di taman Gresik. Proses nya pun bersama dari belanja pisang bersama, membuat pamflet sendiri, hingga berjualan ditaman. Kegiatan ibu dan anak didapur menjadi sebuah hal yang sangat menyenangkan. Hingga beberapa hari kemarin, kami praktek bersama membuat DIY Yogurt homemade dengan latarbelakang pentingnya investasi kalsium dan kalium bagi kesehatan fisik anak perempuan sampai usia 20 tahun bekal agar bisa menjalani peran sebagai perempuan yang banyak membutuhkan kalsium dari tubuhnya (hamil-menyusui-menopause). Karena anak-anak sangat suka dan kalau beli lebih dari 2 botol harga Yogurt kemasan lumayan ternyata menguras kantong maka keidean membuatnya sendiri. Anakkpun bisa sambil belajar tentang perubahan zat kimia dan fisika.
Kehadiran orang tua sesungguhnya menjadi teman tubuh berkembang anak, serta menjadi teladan dalam bermimpi besar-berjiwa besar-menjadi agen perubahan. Sudahkah kita memantaskan diri?
Family inspires infinite possibilities for learning
============
Unduh materi presentasi yang disampaikan disini: https://bit.ly/2Ngqw6V
Laman Saya Pemberani (PEMBaharu gERAkan gizI): @sayapemberani, Sayapemberani.id
コメント