top of page
  • Writer's pictureAdmin

Kemandirian Anak

Ketika masih duduk di bangku sekolah dasar, kerap muncul perbincangan bahwa di masa dewasa kelak, kita harus segala bisa.

Bisa mengurus rumah, keluarga, bekerja dan bahkan mengabdi di masyarakat.


Bagi anak-anak hal itu adalah gambaran masa depan yang akan terwujud, namun anak-anak belum tahu bagaimana caranya.

Setelah dewasa, barulah paham, bahwa keterampilan “segala bisa” itu tidak hadir secara alami. Namun perlu dilatih.





Apakah kita akan mengulangi siklus ini? Membiarkan anak-anak kita tahu bahwa di dunia ini memerlukan berbagai life skill, namun kurang dukungan dalam melatihnya dengan baik.

Beruntunglah di Program Bunda Sayang Institut Ibu Profesional ada materi Melatih Kemandirian Anak. Materi ini mengupas tahapan kemandirian anak, mengapa anak harus dilatih kemandiriannya sejak dini dan bagaimana melatih kemandirian tersebut?


Tahapan kemandirian anak biasanya dibagi berdasarkan usia. Usia 1 s.d 3 tahun, 3-5 tahun, 6 s.d 8 tahun, 8 s.d 15 tahun, dan 15 tahun s.d dewasa.


Ya.. anak-anak perlu dilatih kemandiriannya sejak dini, agar ia segera selesai dengan dirinya dan dapat berbuat banyak untuk orang lain.


Keterampilan Apa saja yang perlu dikuasai anak agar ia bisa mandiri?


  1. Menjaga Kesehatan dan keselamatan

  2. Literasi

  3. Mengurus diri Sendiri

  4. Berkomunikasi

  5. Melayani

  6. Menghasilkan makanan

  7. Perjalanan mandiri

  8. Memakai teknologi

  9. Transaksi keuangan

  10. Berkarya


Ada 3 kunci dalam melatih kemandirian: konsistensi, teladan dan motivasi.


Untuk melatih kemandirian anak, kita harus fokus max. 1 keterampilan baru setiap minggunya. Jika ingin fokus 1 keterampilan baru per bulan juga tidak masalah.

Melatih anak untuk toilet training, biasanya memerlukan waktu 2 s.d 3 bulan tergantung konsistensi orang tua dalam melatihnya.

Melatih anak untuk mau mencuci piring sehabis makan perlu waktu lebih singkat, namun teladan dan motivasi dari orang tua sangat diperlukan.

Setiap anak memerlukan waktu yang berbeda untuk membiasakan keterampilan baru.

Anak-anak akan lebih bersemangat dan termotivasi untuk melatih keterampilan baru, manakala orang tua memberikan teladan yang baik.

Contohnya, jika orang tua ingin anak mencuci piring bekas makannya sendiri setiap habis makan, maka tidak terkecuali para Ayah, juga harus melakukan hal yang serupa.

Jika ingin anak rapi dan terorganisir, maka orang tua harus menjadi teladan terlebih dahulu. Orang tua juga harus mengkomunikasikan manfaat dari mengaplikasikan keterampilang tersebut sebagai kebiasaan sehari-hari.


Sehingga anak akan memahami makna dan alasan mengapa suatu keterampilan kemandirian itu harus dilatih.

Anak yang sudah menguasai suatu keterampilan, harus secara berkesinambungan pula dilatihkan level yang lebih tinggi.

Misalnya anak sudah bisa dan terbiasa membuat sarapan praktis seperti buah potong/sandwich/sereal. Lalu ditingkatkan membuat menu makan siang sederhana. Dan terus ditingkatkan lagi.


Anak-anak sebagaimana orang dewasa memerlukan motivasi untuk bisa naik level. Maka memberikan apresiasi yang tepat adalah poin komunikasi produktif yang harus senantiasa kita lakukan.

Bilamana anak belum konsisten atau kesulitan melatih suatu keterampilan, maka kita sebagai orang tua harus mencoba memahami dan mengevaluasi. Apakah level keterampilan tidak sesuai dengan usia tumbuh kembangnya? Apakah anak sudah memahami maksud, tujuan, manfaat dari keterampilan yang dilatih? Apakah kita sudah memberikan teladan yang tepat? Apakah apresiasi kita terhadap pencapaian anak sudah sesuai dengan bahasa cinta pada anak?


Luar biasa.. begitu banyak yang harus dipelajari dalam mendampingi anak melatih kemandiriannya.


Sumber:

Ebook dan Diskusi Materi Melatih Kemandirian Anak di Kelas Bunda Sayang Institut Ibu Profesional

Sumardiono, Aar. 10 Keterampilan Dasar yang Penting Dipelajari Setiap Anak. http://rumahinspirasi.com/10-keterampilan-dasar-yang-penting-dipelajari-setiap-anak/ . 2017

49 views0 comments

Comments


bottom of page