top of page

Pengasuhan Merupakan Tanggung Jawab Kita Bersama

Annual Regional Forum, “Strengthening Parenting for Holistic Integrative Early Childhood Development


Jakarta, 14 Oktober 2025. Bertempat di Pullman Hotel, Central Park, Ibu Profesional berkesempatan menghadiri Annual Regional Forum, “Strengthening Parenting for Holistic Integrative Early Childhood Development”. Forum regional ini merupakan bagian dari Governing Board Meeting yang dihadiri oleh perwakilan negara-negara di asia tenggara. Pertemuan ini berfokus pada penguatan pengasuhan untuk pengembangan anak usia dini yang holistik dan integratif.


Annual Regional Forum, “Strengthening Parenting for Holistic Integrative Early Childhood Development”
Annual Regional Forum, “Strengthening Parenting for Holistic Integrative Early Childhood Development

Ibu Vina Andriyani, Direktur SEAMEO CECCEP dalam sambutannya mengajak seluruh audiens untuk kembali menjadikan pengasuhan sebagai suatu aksi politis dan etis. Pengasuhan merupakan faktor utama yang akan membentuk generasi penerus bangsa. Karenanya, pengasuhan tidak boleh hanya menjadi tanggung jawab keluarga semata, melainkan harus menjadi tanggung jawab moral kita bersama. Bapak Alejandro Ibanez dalam pidato pembukaannya juga mengamini pernyataan tersebut. Beliau menekankan pentingnya kerja sama regional untuk mempercepat transformasi pengasuhan.


Bapak Pungkas Bahjuri Ali, Staf Ahli Bidang Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan, sebagai keynote speaker juga menyampaikan bahwa pengembangan anak usia dini yang holistik dan integratif sudah menjadi super-prioritas dalam perencanaan pembangunan Indonesia. Pemerintah menyadari bahwa pengembangan anak usia dini merupakan investasi terbaik dalam dunia pendidikan. Sebagai langkah nyata, pemerintah sudah mencanangkan wajib belajar 13 tahun dengan satu tahun di jenjang taman kanak-kanak.


Forum regional ini dibagi menjadi tiga sesi panelis. Sesi pertama mengusung topik “Foundational Parenting and Child Development”, menghadirkan Ibu Inge Sanitasia Kusuma dari Tanoto Foundation, Ibu Woro Srihastuti Sulistyaningrum yang diwakili oleh Ibu Hesti dari Kemenko PMK, dan Ibu Nia Nurhasanah dari Kemendikdasmen. Ketiganya menekankan pentingnya pengasuhan pada lima tahun pertama kehidupan seorang anak. 


Sesi kedua menghadirkan Ibu Hasina Banu Ebrahim dari UNESCO secara daring melalui panggilan video, Bapak Idzma Mahayattika mewakili Komunitas AyahASI, Bapak Fasli Djalal, dan H.E., Prak Kosal dari Kementerian Pendidikan dan Pembelajaran Anak Usia Dini Kamboja. Sesi ini mengangkat topik “Strengthening Family and Community Support”. Para panelis berbagi praktik baik yang sudah dilakukan di komunitas maupun negara masing-masing. Selain itu, ditekankan pula pentingnya peran dan keterlibatan ayah dalam proses pengasuhan pada usia dini.


Sesi ketiga menampilkan empat panelis dalam topik “Regional and Global Initiatives”. Panelis pertama adalah Bapak Elijah Bach dari Bach Institute for Parent Education and Policy. Beliau menginisiasi sertifikasi untuk konselor orang tua untuk menjembatani para orang tua yang tidak tahu bagaimana cara menjadi orang tua yang baik. Panelis kedua, Ibu Syifa Andina dari The Plan Australia berbagi praktik baik yang telah berhasil meningkatkan kualitas pengembangan anak usia dini di berbagai negara. Beliau melakukan pendekatan yang berbeda-beda sesuai isu utama dan kekhasan negara sasaran. Panelis ketiga adalah Ibu Guru Kembar yang mendirikan Sekolah Darurat Kartini untuk memberikan akses pendidikan bagi anak-anak tidak mampu. Saat ini, sekolah yang beliau dirikan di Semarang telah diadaptasi di beberapa daerah di perbatasan berkat kerja sama dengan TNI. Panelis keempat adalah Ibu Hajah Norsusilawati binti Mohd. Tahir dari Kementerian Pendidikan Brunai Darussalam. Beliau membagikan program-program pengembangan anak usia dini di Brunai Darussalam yang berhasil memadukan unsur budaya dan agama Islam dalam kurikulumnya.


Satu kesimpulan yang dapat diambil dari forum regional ini adalah peran orang tua menduduki posisi vital dalam pengasuhan dan pengembangan anak usia dini. Namun, orang tua juga tidak dapat sendirian menjalankan peran tersebut. Dukungan penuh dari pemerintah berupa kebijakan-kebijakan yang berpihak pada PAUD HI juga tidak kalah penting. Komunitas pun memiliki peran penting dalam mendukung terwujudnya pengembangan anak usia dini yang holistik dan integratif.


Ibu Profesional turut mendukung melalui berbagai program yang melibatkan keluarga seperti rangkaian Boardgame Land yang sekarang sedang berjalan di beberapa kota. Begitu pula program Pangora Sasando yang mengenalkan nilai-nilai inklusivitas pada anak-anak. Di Institut Ibu Profesional juga sedang berlangsung kelas Bunda Sayang yang menjadi tempat para ibu dan calon ibu untuk mempelajari hal-hal terkait pengasuhan.


Dengan kolaborasi apik dari keluarga, komunitas, dan pemerintah, diharapkan generasi penerus bangsa benar-benar menjadi generasi emas sebagaimana yang kita cita-citakan bersama. 







 
 
 

Comments


bottom of page