Wahana Bahagia: Menjelajahi Jejak Rasa, Merayakan Langkah Bersama
- Media Komunikasi IP
- 27 minutes ago
- 3 min read
Milad IPTS ke-10 x FESTPPIM Ibu Profesional
Tangerang Selatan, 23 November 2025 — Seperti sebuah taman yang kembali mekar setiap musimnya, Milad ke-10 IPTS dan FESTPPIM Ibu Profesional Tangerang Selatan menjadi ruang tumbuh yang hangat—tempat para ibu kembali menemukan dirinya, menguatkan akar, dan merayakan setiap perjalanan yang telah dilewati bersama.
Acara yang dihadiri oleh 38 member ini menghadirkan rangkaian kegiatan penuh makna: sesi self healing, menuliskan pohon harapan untuk Ibu Profesional, workshop crafting bag charm, games cerdas cermat cekakak, hingga ditutup dengan foto bersama, berbincang hangat, dan makan bersama. Semua dirangkai bukan sekadar sebagai perayaan, tetapi sebagai Wahana Bahagia untuk refleksi, selebrasi, dan apresiasi perjalanan satu tahun terakhir.

Melalui kolaborasi antara Ibu Profesional Tangerang Selatan, Nutrifood sebagai penyedia lokasi, dan program inovatif Dapur Ibu Bersama, acara ini menjadi jembatan silaturahmi yang mempererat keakraban antaranggota.
Salah satu momen paling menyentuh hadir dalam sesi healing yang dipandu oleh Mak Yunda Fitrian, S.Psi., Cht., CCC. Di ruang itu, para peserta saling berbagi cerita, melepas beban yang mungkin lama terpendam, dan menemukan kembali suara hati mereka. Sesi ini menggambarkan betapa perempuan adalah pemimpin yang kuat—bukan hanya bagi keluarganya, tetapi terutama bagi dirinya sendiri. Mereka belajar mengendalikan emosi, merespons dengan bijak, dan menyadari bahwa memimpin diri adalah langkah pertama menuju kebijaksanaan.
Keceriaan kembali mengalir saat peserta diajak membuat bag charm bersama Mak Gaby. Dengan benang wol berwarna-warni, para ibu mengikat simpul demi simpul sambil bercanda, tertawa, dan saling membantu. Tak sedikit yang antusias mengumpulkan warna benang favorit untuk menghasilkan charm yang cantik. Dari benang-benang itu, seolah lahir metafora baru: bahwa kebersamaan adalah simpul-simpul kecil yang bila dirangkai dengan sabar akan membentuk karya yang indah.
Suasana makin meriah dalam games cerdas cermat cekakak. Yel-yel menggema, tawa pecah, namun semangat kompetitif tetap terasa. Pertanyaan-pertanyaan antar tim yang lucu namun menantang membuat ruangan penuh energi positif. Hadiah pun bertaburan untuk para pemenang serta doorprize dengan berbagai kategori menarik, seperti “siapa yang memiliki jumlah kartu terbanyak di dompetnya?”.
Kebahagiaan tak hanya dirasakan para ibu. Anak-anak yang turut hadir pun tampak menikmati hari mereka melalui kids corner yang penuh warna. Beragam permainan sesuai usia tersedia—mulai dari permainan tradisional yang mengingatkan pada masa kecil, hingga boardgame yang memicu strategi dan tawa bersama. Ruang kecil itu menjadi oase keceriaan, tempat anak-anak bebas menjelajah dunia bermain mereka sendiri.
Azkia, salah satu peserta cilik, awalnya ragu untuk ikut karena mengira kegiatannya “bukan untuk anak seusianya”. Namun semua keraguan itu hilang seketika ketika ia menemukan bahwa kebahagiaan memang tak pernah memandang umur. Dengan mata berbinar dan napas yang masih tersisa dari tawa, ia berlari pada bundanya sambil berceloteh, “Bundaaa, hari ini seru banget dan dapet banyak hadiah!” Sebuah momen sederhana, tetapi menjadi pengingat bahwa kebersamaan selalu punya ruang untuk semua usia—asal ada hati yang terbuka dan tawa yang dibagikan bersama.
Mak Aty, salah satu peserta, membagikan kesannya, “Acara ini seru banget! Dari sesi healing sampai crafting, semuanya bikin aku dapat banyak ilmu dan pulang dengan hati lebih ringan.”
Ketua pelaksana Mak Fatkhi, serta penanggung jawab acara, Mak Lidya menyampaikan harapan besar di usia satu dekade IPTS ini. “Semoga komunitas Tangerang Selatan semakin kuat, guyub, dan penuh semangat berkarya,” ujarnya.
Di usia ke-10 ini, IPTS Tangerang Selatan bukan hanya merayakan perjalanan, tetapi juga menapaki babak baru. Seperti wahana yang membawa setiap penumpangnya pada pengalaman bernilai, Milad tahun ini menjadi pengingat bahwa kebahagiaan sering kali tumbuh dari perjumpaan, keterhubungan, dan keberanian untuk terus belajar menjadi diri yang lebih utuh.





Comments