top of page

CLODI (Cloth Diaper), Changemaker Family

Salam IbuProfesional dimanapun berada. Mari-mari ke sini.. duduk bercerita dengan saya...

Salam IbuProfesional dimanapun berada. Mari-mari ke sini.. duduk bercerita dengan saya...


Salam IbuProfesional dimanapun berada. Mari-mari ke sini.. duduk bercerita dengan saya...Salam IbuProfesional dimanapun berada. Mari-mari ke sini.. duduk bercerita dengan saya...


Ibu dan calon Ibu.. begini ceritanya, ketika usia kehamilan saya kira-kira empat bulan.. pandangan saya tertuju pada sebuah ide, yaitu ‘popok kain’ sebagai salah satu persiapan menyambut kehadiran buah hati kelak. Saya merasa tertarik, dia berbeda dengan popok kain yang dikenalkan oleh para orang tua kita zaman dulu dan popok kain yang pernah saya jumpai di toko. Popok ini terlihat lebih nyaman ketika dipakai, dapat disesuaikan dengan keperluan baby dan terutama popok kain ini bersifat waterproof.


Waah tentu saja Ibu-ibu... yang terfikir oleh saya saat itu adalah ‘ini ide bagus untuk popok, tidak bocor dan yang jelas ekonomis karena bisa dicuci ulang... serta kabar gembiranya adalah turut serta menjaga kelestarian lingkungan’. Tanpa menunda lagi... saat itu saya mengumpulkan berbagai macam informasi mengenai ‘popok kain’ yang mulai terkenal di Indonesia dengan nama CLODI atau Cloth Diapers’.


Sambil senyum manis untuk suami tercinta, saat itu saya mewujudkan Clodi impian dengan menggunakan tangan ajaib seorang ibu yaitu jahit tangan, berbekal kain perca... hihi..


Alhamdulillah belum berhasil ya Ibu-ibu... penjahitnya sangat amatiran. Namun rasa penasaran, menghalangi niat untuk parkir sampai di situ. Penjelajahan dan percobaan demi percobaanpun di lakukan. Sampai pada akhirnya, mendapatkan hadiah yang luar biasa dari suami tercinta... yaitu mesin jahit.


Waah tentu saja hal itu membuat mata ibu hamil satu ini semakin berbinar. Jadilah saya belajar membuat Clodi plus belajar mengoprasikan mesin jahit, yang saya sangat bahagia ketika bersamanya.


Sampailah pada saat usia kandungan sembilan bulan, sebagian Clodi sudah siap dan sebagianya lagi menunggu menunggu giliran untuk segera dijahit. Saya masih ingat saat itu, tidak lama dari pasca melahirkan... saya pun melanjutkan menjahitnya.


Saat saya menulis ini, baby saya berusia 10 bulan Ibu-ibu... dan betapa bahagianya saya, si do’i memakai Clodi tanpa harus saya berfikir bagaimana membuang sampahnya bila menggunakan diapers, seperti dua anak saya sebelumnya.


Oya, saya juga sangat bahagia karena uang yang biasanya dipakai untuk membeli diapers bisa digunakan untuk keperluan si kecil lainya.


Ngobrol-ngobrol nih buibu... setelah saya jalan-jalan keluar rumah, saya mendengar dan kemudian saya resapi perlahan. Ternyata salah satu penyebab seringnya terjadi banjir di negri kita akhir-akhir ini diantaranya adalah limbah/sampah diapers yang sangat sulit diurai oleh alam, serta jumlahnya yang terus bertambah dan bertambah. Bayangkan bila satu keluarga yang memiliki baby, membuang sampah diapers yang sulit diurai tersebut sebanyak 5 pc. Berapa banyak sampah diapers tersebut dalam satu RT? Satu kelurahan? Satu kota dan satu wilayah?? Bahkan satu Negara???. Jika seperti itu, bukankah wajar bila kita sering mendengar bahkan mengalami kebanjiran??. Belum lagi banyak kerugian dan penyakit yang ditimbulkan pasca banjir.


(dengan senyum) Yuuk ah Ibu-ibu dan para calon Ibu... kita sambut buah hati kita dengan bahagia... dan kita siapkan pula lingkungan yang aman dan nyaman untuknya.


Naah... para Ibu dan calon ibu, begitulah cerita saya untuk mengawali moment ‘Changmaker Family’ InstituteIbuProfesional 2018 ini. Berawal dari keluarga, mari kita wujudkan lingkungan yang sehat dengan belajar membuat Clodi bersama saya.


Very welcome to share it ya Ibu-ibu...


89 views0 comments
bottom of page