Pembukaan Konferensi Perempuan Indonesia 2025 (KPI 2025): Ruang untuk Saling Menguatkan dan Membangun Jati Diri Bangsa
- Media Komunikasi IP
- Jun 26
- 2 min read
Updated: Jun 26
SIARAN PERS. Rabu, 25 Juni 2025
Konferensi Perempuan Indonesia (KPI) kembali hadir sebagai ruang pemberdayaan dan inspirasi bagi perempuan Indonesia. Pembukaan KPI 2025 yang diinisiasi oleh komunitas Ibu Profesional telah sukses digelar, menandai dimulainya rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk memperkuat peran perempuan dalam membangun jati diri bangsa. Tahun ini, KPI mengusung tema: "Membangun Kembali Jati Diri Bangsa Melalui Peran Perempuan dan Keluarga."
Acara dibuka dan dipandu oleh Mentari dan Ariel (ikon KPI 2025). Diawali dengan khidmatnya menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, diikuti dengan sambutan dari ketua pelaksana KPI 2025, Maunah. Dalam sambutannya, Maunah menyampaikan, “Setiap perempuan memiliki nyala, maka mari tetap menjaga nyala tersebut. Salah satunya melalui KPI, yang hadir sebagai ruang untuk saling menguatkan dan mengingatkan.”
Semangat pemberdayaan semakin terasa dengan hadirnya Ibu Septi Peni Wulandani, Founding Mother Ibu Profesional. Beliau menyampaikan pesan yang menggugah dan inspiratif, “Setiap diri kita adalah solusi. Perempuan dan keluarga Indonesia bersama-sama menggali diri untuk membangun jati diri bangsa. Setiap langkah besar dimulai dari langkah kecil yang konsisten.”

Pembukaan ini menjadi gerbang dari serangkaian acara inspiratif dan edukatif yang akan berlangsung sepanjang KPI 2025. Diharapkan, konferensi ini menjadi wadah efektif bagi perempuan untuk terus berkembang, berkontribusi, memperkuat peran strategisnya dalam masyarakat dan memperkuat jati diri bangsa.
Sesi berikutnya menghadirkan diskusi bertema "Perempuan, Sejarah, dan Jati Diri Bangsa" yang dibawakan oleh narasumber istimewa: Ibu Runik Sri Arumdati, komandan kapal perempuan pertama di Indonesia dan didampingi oleh Ajeng Sekar Pawening, sebagai perajut makna.
![Ibu Runik Sri Arumdati [kanan] dan Ajeng Sekar Pawening [kiri]](https://static.wixstatic.com/media/c12abb_08377529e22a453499ea941e09bf97e1~mv2.jpg/v1/fill/w_980,h_680,al_c,q_85,usm_0.66_1.00_0.01,enc_avif,quality_auto/c12abb_08377529e22a453499ea941e09bf97e1~mv2.jpg)
Ibu Runik berbagi kisah perjuangannya meniti karier di dunia maritim yang mayoritas didominasi laki-laki. Ia menekankan pentingnya peran keluarga dalam mendukung keseimbangan peran sebagai ibu dan profesional.
Diskusi yang dihadiri sekitar 180 peserta ini berlangsung interaktif dengan sesi tanya jawab yang hidup. Antusiasme peserta sangat terlihat, menandakan topik ini begitu relevan dan menggugah. Di akhir sesi, Ibu Runik menyampaikan pesan inspiratif:
“Di laut masih banyak yang harus digali. Ayo gali potensi laut Indonesia, karena dua pertiga wilayah kita adalah laut. Kekayaan ini bisa menjadi sumber kesejahteraan rakyat Indonesia.”

Acara berlanjut dengan sesi breakout room, di mana peserta berdiskusi dan merefleksikan insight dari sesi sebelumnya. Salah satu peserta, Hamidah, menyampaikan, “Profesi perempuan itu tidak terbatas. Di mana pun kita berada, satu hal yang pasti adalah ketidakpastian. Maka, kita harus siap menghadapi berbagai kemungkinan.”
Dengan semangat kolaborasi dan pemberdayaan, KPI 2025 diharapkan menjadi titik temu para perempuan Indonesia untuk saling menguatkan, menginspirasi, dan mengambil peran strategis dalam membangun peradaban bangsa yang berakar pada nilai keluarga. Konferensi ini bukan sekadar ajang pertemuan, melainkan sebuah gerakan bersama yang mendorong setiap perempuan untuk menyadari potensi dirinya dan menjadi bagian dari solusi bagi masa depan Indonesia.
コメント