top of page

Bagaimana Jika Anakmu Tak Ingin Menjadi Anakmu…

http://balitapedia.com


Judul diatas adalah kegundahan saya atas kejadian disebuah pagi. Masih suasana libur panjang sehingga seisi rumah bergerak santai saja. Mengikuti alur waktu yang terasa melambat. Entah apa yang sedang terjadi, saat itu posisi saya di kamar, selepas dhuha mulai merancang peta-peta changemaker yang akan saya lakukan, terbayang sudah akan begini, mejalankan ini, membangun jaringan kesana-kemari. Dengan semangat akan mengubah dunia. Namun tiba-tiba saya mendengar ocehan dari si bungsu yang saat itu sedang digoda oleh kakaknya. Si bungsu kesal entah kenapa, tetapi yang tercetus dalam ucapanya adalah. Kurang lebih begini “Enggak mau ada di keluarga ini lagi! Aku enggak disayang, aku mau pergi saja!”


Saya hanya terpekur dan diam saja. Mencoba menepis kata-katanya yang terdengar dengan jelas meskipun anak-anak sedang di kamar sebelah. Perlahan mata terasa panas dan dada terasa sesak. Sakit hati dan marah mulai merasuki jiwa yang tadi tersemangati rencana namun terbentur oleh ocehan anak yang belum genap usia 7 tahun. Namun amarah itu sedapat mungkin saya tahan, saya mencoba mencerna perkataannya! Yang pasti si bungsu mengatakan hal itu karena kesal dengan kakaknya yang terus menganggunya.


Tiba-tiba saya merasa ada di sebuah sudut penyesalan, saya tinggalkan karir yang dulu sangat menjanjikan hanya untuk bersama anak-anak. Saya korbankan ijazah S1 yang didapat dengan perjuangan keras hanya untuk mengabarkan pada anak-anak kalau saya hadir sepenuh waktu 1x24 jam, saya korbankan segala keinginan demi melihat mereka bahagia.

Namun semua itu buyar hanya dengan kata “Aku tidak disayangi dikeluarga ini!”

Ingin teriak pada si bungsu, “Pergilah Nak, kau hanya beban saja buat ibu!” lalu semua selesai dan tak ada beban lagi. Tetapi yang keluar dari mulut saya adalah kata penyesalan dan permintaan maaf untuk si bungsu. Permohonan maaf karena kekurangan dengan pengasuhan dan pendidikan yang menjadi tanggung jawab kami sebagai orang tua mu. Kita tidak pernah bisa saling memilih untuk untuk menjadi anak siapa dan orang tua siapa. Semua sudah Allah SWT tentukan nak.


Teguran dari Allah SWT atas kelalaian saya menjadi seorang ibu, saya lupakan sejenak mimpi saya sejenak mengubah dunia. Saya fokuskan mengubah diri saya sendiri, menjadi seorang Profesional Mother yang benar-benar berbinar menjaga amanah terindah ini, bahagia dan mendidik dengan penuh cinta…





64 views0 comments

Recent Posts

See All
bottom of page