top of page
Writer's pictureAinun Analisa

Changemaker Family - Rumah Bintang 2018

Di pertengahan tahun 2017 keluarga kecil kami seolah mendapat kejutan-kejutan dariNya. Bermula dari keinginan kuat suami sepulang dari tanah suci, untuk melepas pekerjaan kantornya. Berikut sebuah kejutan amanah kepengurusan yang dipercayakan kepada saya di Komunitas Ibu Profesional Surabaya.


Suami meminta izin kepada kedua orang tua dan saya untuk memperdalam ilmu islam, lebih banyak waktu menemani keluarga dan membangun usaha mandiri. Dengan beragam pertimbangan dan tarik ulur, akhirnya tanggal 3 Agustus 2017 suami resmi resign dari kantornya sebuah Perbankan Syariah Negara. Sebuah alasan mulia yang rasanya tidak pantas jika ditolak. Bukankah ketika Allah menghendaki kebaikan seorang hamba, maka Allah akan memahamkannya ilmu agama.


Dua bulan berlalu.. kami masih berkutat dan berkumpul di rumah. Awal rencana melanjutkan usaha yang pernah saya rintis pupus sudah, karena 'ternyata' kami tidak bahagia menjalankannya. Disini saya menjadi Leader Project, sedangkan suami menjadi manajer. Ini tidak cocok dengan karakter keluarga kami, karena bagaimanapun suami berperan sebagai motor penggerak ekonomi keluarga. Sedangkan saya sebagai manajer pendidikan keluarga. Ketika dibalik perannya ternyata suami tidak berminat di bidang ini. Kondisi menjadi sedikit runyam kala itu. Bersamaan dengan itu saya sedang menjalankan project menjadi Leader Event di IP Surabaya. Saya sempat curhat kepada Bunda Septi perihal kondisi keluarga kami pasca suami resign. Saya teringat betul bagaimana Bu Septi memberikan nasehat kepada saya untuk percaya kepada suami. Dengan lugunya saya bertanya kembali "bagaimana keadaan Ibu ketika dulu Pak Dodik resign?" "Kurang lebih sama." Itulah jawaban Bunda Septi. Kemudian beliau meminta saya membaca perjalanan Padepokan Margosari di rumah virtualnya. Saya baca dan maknai, bahwa dalam kondisi ini peran Istri sangat krusial untuk membuat suasana bahagia di dalam rumah. Tak dipungkiri, meski keinginan resign muncul dari dalam diri, ada perasaan sedih setelah melewati.


Empat bulan berlalu... Kami menghabiskan waktu bersama. Tidak mudah tetapi bisa dibuat menyenangkan. Berdiskusi dan main bareng. Rezeki terindah untuk si kecil Aisyah di usianya menjelang 3 tahun didampingi Ibu dan Ayah penuh waktu di rumah bersamanya. Kapasitas sebagai Ibu Profesional pun diuji, berbekal sedikit ilmu Talent Mapping yang pernah saya pelajari dari Abah Rama, kami mulai membaca dimana letak kekuatan suami dan perlunya untuk dikembangkan dan dipertajam, berikut dengan tanda-tanda dari Allah yang diberikan kepada keluarga kami. Dengan rahmat Allah, akhirnya di bulan kelima suami melakukan Grand Opening usahanya. Yak, usaha yang sangat unik sesuai karakter dan minatnya. Suami memiliki empati dan harmonisasi yang tinggi. Biasanya orang empati akan nyaman saat bisa berkomunikasi dengan office boy, tukang jual makanan gerobak, penjaga kebersihan masjid, dan selevelnya. Sehingga bentuk usahanya lebih dekat kepada kalangan mereka. Yang akhirnya suami bisa merealisasikan mimpinya, jika setiap hari khususnya di hari jumat Ia bisa bebas bersedekah kepada mereka yang tak sungkan mampir di usahanya. Keadaan berubah 180 derajat, yang sebelumnya pegang bolpoin dan keyboard, kini pegang panci dan teman-temannya. It's you and you're the uniq one^_^


Kami banyak belajar dari proses ini, yang akhirnya menjadi paham bahwa gaji adalah sebagian kecil dari rezeki. Si kecil makin kaya wawasannya tentang rezeki.


Masuk di bulan ke-tujuh, suami akan membuka cabang barunya. Semoga Allah ridha. Kami memanfaatkan senjata yang telah Allah berikan, berupa karakter unik dan bakat indera pengecapan kuat yang dianugerahkan kepada suami. Kami tetap menjaga mimpi besar kami, suatu saat bisa membangun lembaga pendidikan dan dakwah islam mandiri yang memberikan manfaat luas untuk kemajuan umat di bidang ekonomi dan pendidikan.


Di awal Januari 2018 Allah memberikan amanah baru kepada saya, sebagai Leader IP Surabaya Raya, yang telah sebelumnya menjalani masa magang di pertengahan tahun 2017. Amanah yang tak pernah diminta bahkan terpikirkan. Bukankah Allah perancang skenario terbaik untuk hambaNya? Maka tugas kami hanyalah taat dan menuju pada peran panggilan hidup dariNya.



Rumah Bintang, 9 Februari 2018

Jumat, 26 Jumadil Awwal 1439H


372 views0 comments

Comments


bottom of page