Memasak adalah kegiatan sederhana yang menuntut hampir seluruh kemampuan otak
untuk menyelesaikannya, dimulai dengan seporsi besar kecerdasan logis dan kinestetik,
lalu dibumbui dengan keterampilan visual, interpersonal dan linguistik. Anak juga
belajar tentang proses bagaimana menghidangkan makanan dari awal sampai akhir,
mengasah keterampilan motoriknya dengan belajar memotong atau memarut. Kegiatan
ini juga mengasah kreativitas dan estetik anak, jika anak diajak untuk menghias dan cara
menyajikan makanan sebelum dihidangkan (Rahayu, 2010:61).
Anak-anak sebenarnya selalu antusias dengan kegiatan masak-memasak, mereka selalu ingin terlibat dalam setiap aktifitas ibunya di dapur. Untuk itu agar semakin menambah pengalaman dan mendidik fitrah bakatnya saya ajak Annisa untuk mengikuti cooking class yang diadakan salah satu gerai donat ternama di Indonesia.
Selain mengisi liburan dengan hal-hal yang bermakna, kegiatan ini juga bertujuan untuk memumpuk kebersamaan dengan teman, berkreativitas, mengenal tahap-tahap pembuatan donat Mokko serta membuat soft drink coklat yang disukai anak-anak.
Sebelum kegiatan berlangsung anak-anak diajak mengenal nilai gizi yang berguna bagi mereka sekaligus mengetahui dan belajar keamanan memasak. Semua kegiatan ini diajarkan langsung oleh chef yang berpengalaman.
Agar anak-anak semakin paham, jika makanan yang tersaji itu harus melewati beberapa tahapan sebelum di makan. Hal ini mengajarkan mereka untuk sabar dalam melewati segala prosesnya, semua tidak instan. Dan mengingatkan bahwa dalam di hidup ini mereka harus mau mengikuti dan menikmati sebuah proses agar mendapat hasil yang maksimal.
Selain itu harapan saya kegiatan ini akan menumbuhkan 4E – Enjoy, Easy, Excellent dan Earn yaitu aktifitas yang benar benar membuat Annisa merasa bahagia, mudah, hebat dan banyak manfaatnya. Dan benar saja Annisa sangat tidak sabar ketika di rumah.
Dia sangat menunggu ketika acaranya akan dimulai, dan senang meskipun berpeluh-peluh menghadapi serangkaian kegiatan cooking class. Lalu setelah serangkaian kegiatan berakhir dunia seolah berhenti berputar, dan dengan suara yang masih semangat. Annisa mengatakan “kapan-kapan mau ikutan lagi ya?”