top of page
Writer's pictureAdmin

Inem Jogja, Penebar Kebaikan yang Jenaka

Updated: May 20, 2019

"Bersahaja, energik, tulus", begitulah kesan ketika melihat sosok Made Dyah Agustina, seorang perempuan asal Yogya berdarah Bali, menceritakan bagaimana awalnya bisa menjadi Inem Jogja.




Made Dyah Agustina yang bergelar Magister Manajemen Pertunjukan, tergerak untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat untuk masyarakat. Dengan jiwa seninya, ia mengubah dandanan wajahnya menjadi ala badut, menjadi sosok Inem Jogja. Inem Jogja yang semula hanya karakter dalam panggung pertunjukan, kini mewujud nyata di kota Yogyakarta. Made Dyah Agustina, melakukan kegiatan "Inem Jalan-jalan" di hari luangnya saat tidak mengajar di sanggar maupun di Universitas Sanata Dharma.


Sosok Inem Jogja bisa ditemui di sekitar Malioboro, membawa tas berisi sesuatu yang dapat dibagi dengan sesama, seperti nasi bungkus atau cinderamata. Dengan wajah lucu, lagu, tarian dan telinga siap mendengar dan hati yang tulus, Inem Jogja meringankan beban, membawa kebahagiaan orang-orang yang ditemuinya.


Perjalanan awal bagi seorang Inem ternyata tidaklah mudah, niat baiknya tidak serta merta di sambut baik. Ia sempat dicemooh, diusir, bahkan dilempari es batu. Awal mula perjalanannya, ia "dikawal" oleh suaminya yang juga berprofesi sebagai polisi.




"Aku sampai nangis loh mba, di depan suamiku, aku tuh hanya ingin menghibur orang-orang susah itu aja, ga lebih!" Ungkap Made akan niatnya. Akhirnya setelah mendengar penjelasannya, suaminya memberinya izin dengan syarat memang fokus untuk membantu sesama, berbagi dan mengajak pada kebaikan. Kini ia tak lagi dikawal suaminya. Ia hanya mengajak serta Ridwan, kakak ipar yang kemudian menjadi fotografer pribadinya.


"Aku melakukan kegiatan Inem Jalan-jalan di waktu yang anak dan suamiku ada, jadi mereka tidak merasa kehilangan aku. Pernah dulu aku ditawari ngisi acara senilai 1 Milyar, tapi kata suamiku jangan ambil, besoknya aku puasa, lalu plong ikhlas menolaknya, karena menurut suamiku itu tidak baik." Ujarnya menceritakan komitmennya sebagai Inem Jogja. Ia juga pernah menolak tawaran manggung hanya karena jadwalnya bentrok dengan jadwal mengajar di sanggar. Padahal jika dihitung-hitung penghasilan sebulannya di sanggar tidak sebanding dengan bayaran manggung.


Begitulah komitmen dan konsistensi Made sebagai Inem Jogja, yang tulus berbagi dan melakukan aksi kepedulian bukan untuk uang semata.


"Saya tidak pernah menyangka akan seviral ini, orang-orang yang saya datangi itu bukan semata-mata karena bantuan yang saya berikan kepada mereka, pernah seorang ketua RT menjapri saya minta saya datang hanya sebagai Inem Jogja nya saja. Dan beberapa kali juga orang-orang mengundang saya sebagai Inem nya saja, bukan bawaan bantuan saya. Karena mereka hanya butuh bahagia, terlepas sejenak dari beban kehidupan mereka. Dan saya bersyukur saya mampu membuat orang lain bahagia. Berbagi itu jangan menunggu waktunya mampu, tetapi lakukan saja sesuai hati, setelah itu lepaskan saja. Nanti Tuhan yang memberi jalanNya." Ungkapnya pada Lamia, Direktur KIPMA.


Made Dyah Agustina akan hadir di Konferensi Ibu Profesional, untuk turut menebarkan semangat berbagi, melayani untuk sesama.


Sumber:

Hasil Wawancara Inem Jogja oleh Lamia Inayati

Instagram @inemjogja

Purwandono, Agung. Rela Nginem Demi Tebar Virus Positif. KRJogja. https://krjogja.com/web/news/read/72468/Made_Dyah_Agustina_Rela_Nginem_Demi_Tebar_Virus_Positif Diakses Mei 2019



218 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


bottom of page