top of page
Writer's pictureFeli Mulyani

Kue Bolu Untuk Ummi


Tidak seperti biasa Annisa bangun ditengah malam, dia seperti sedang kebingungan memikirkan sesuatu. Saya yang saat itu sudah terbangun lebih awal, menyarankannya untuk shalat malam saja namun lucu Annisa malah berajak lagi ke kasur lalu guling-guling sendiri sampai tertidur lagi.


Selepas subuh dia dan adiknya buru-buru ke dapur, seperti ada rahasia diantara mereka dengan kompak melarang saya menuju dapur. Baiklah menurut, saya melanjutkan membenahi kamar tidur dan tumpukan pakaian lalu tiba-tiba terdengar suara tangisan pecah!


Segera beranjak ke dapur, memastikan apa yang terjadi. Annisa menangis dan Hanif tertegun menghadapi adonan kue yang gosong dan bahan-bahan kue yang berhamburan di lantai. Saya mematikan kompor dan mencoba menenangkan mereka, setelah tenang mereka mulai berterus terang.


Di hari Ibu ini mereka ingin berbuat sesuatu untuk saya, mereka ingin membelikan baju namun tabungan mereka belum cukup, mereka bingung mau buat apa, akhirnya tercetus ingin membuat kue bolu dan mereka sepakat membeli bahan-bahan kue tanpa sepengetahuan saya.

Namun karena terlalu bersemangat ingin segera matang kue bolunya, mereka menyalakan kompor dengan api yang besar hingga kegosongan. Terharu dan terenyuh dengan niat baik mereka,membahagiakan ibunya semampu mereka, saya pun menangis bangga akan fitrah Tuhan yang dtitipkan pada mereka.


Kamipun berpelukan bertiga dipojok dapur.



49 views0 comments

Comentários


bottom of page