Negeri ini masih sering terdengar keluhan seorang Ibu dengan fatherless-nya; minimnya keterlibatan ayah dengan pengasuhan anak. Kelas-kelas parenting rame dengan peserta Ibu-ibu, tetapi masih langka dengan ayah. Seolah-olah tanggung jawab pengasuhan mutlak berada di tangan Ibu.
Peran seorang ayah tidak bisa disepelekan. Fatherless tidak melulu tentang anak yang orang tuanya berpisah rumah, entah karena bercerai atau ayah sudah meninggal. Fatherless adalah tentang anak yang bonding-nya kurang terjalin dengan ayahnya. Fisik ayah ada, tetapi tidak terbangun ikatan batin yang kuat antara ayah dan anak.
Anak belajar maskulinitas dari seorang ayah. Ketiadaan peran ayah pada pengasuhan anak bisa menyebabkan anak kehilangan teladan untuk bersikap tenang dan membuat anak agresif. Dari ayah, anak belajar untuk mengontrol emosii, dimana ayah cenderung menyembunyikan air mata dan kesedihan.
“A father’s tears and fears are unseen, his love is unexpressed, but his care and protection remain as a pillar of strength throughout our lives.” – Ama H. Vanniarachchy
Air mata dan ketakutan seorang ayah tidak terlihat, cintanya tidak diungkapkan, tetapi kasih sayang dan perlindungannya tetap sebagai pilar kekuatan sepanjang hidup kita.
Memang, kita tidak bisa sepenuhnya menyalahkan Ayah. Ayah yang sudah sibuk bekerja seharian sampai rumah tentu ingin istirahat dan memulihkan tenaga untuk kembali bekerja esok harinya. Bunda, Bunda bisa mengajak Ayah untuk bermain dengan anak-anak meskipun hanya 15-30 menit dengan aktivitas yang ringan.
Kadangkala, masalahnya bukan karena Ayah tidak ingin bermain dengan anak-anak, tetapi patriarki di beberapa lingkungan yang mengangungkan anak laki-laki membuat seorang ayah nge-blank, enggak tahu apa yang bia dimainkan dengan anak, enggak ngerti bagaimana cara 'ngemong anak', enggak punya gambaran bagaimana berbicara dengan anak.
Bunda lah yang memegang peran penting untuk menjadi jembatan agar ayah yang tumbuh dalam budaya patriarki yang sangat kuat, mampu dekat dan merangkul anak-anaknya. Ada lima aktivitas ringan yang bisa Bunda referensikan sebagai aktivitas untuk membangun bonding Ayah dan anak yang masih berada pada usia bermain.
Membaca atau Mendiskusikan Buku Bacaan Tipis
Pilihkan buku bacaan tipis yang disukai oleh anak untuk dibacakan ayah kepada anak sambil rebahan dan istirahat selepas kerja. Sementara anak-anak sedang bersama Ayah, Bunda bisa menyiapkan keperluan Ayah atau bisa juga memijat ringan kaki Ayah sambil ikut menyimak dan diskusi tentang buku yang dibaca Ayah.
Ayah yang sedang capek sepulang bekerja tentu tidak ingin disibukkan dengan bahasan yang berat dan bacaan yang panjang. Inilah pentingnya Bunda untuk men-sortir buku bacaan tipis dan ringan yang bisa dinikmati oleh Ayah dan anak sepulang ayah bekerja.
Mendampingi Anak Mengerjakan 1-2 Lembar Printable
Pujian seorang ayah kepada anaknya, tidak jarang menimbulkan gegap gempita di hati anak dibandingkan pujian dari seorang Ibu. Mungkin karena anak jarang dipuji oleh seorang Ayah, satu saja pujian anak bisa dibawa terus-menerus di dalam hatinya dan menjadi semangat baru bagi anak.
Bunda, selalu beri kesempatan kepada anak untuk 'recharge' tandon pujian seorang ayah di dalam hatinya dengan 'memperlihatkan' kemampuan dan perkembangan anak dengan ayah. Selain dengan cerita tentang perkembangan anak, Bunda bisa menunjukkan kemampuan anak kepada ayah dengan meminta Ayah mendampingi anak mengerjakan 1-2 lembar printable.
Selain untuk menunjukkan kemampuan anak kepada Ayah, memberikan kesempatan Ayah untuk mendampingi anak mengerjakan printable juga memberikan kesempatan kepada ayah untuk merasakan bahagianya orang tua melihat kemampuan anak secara langsung.
Tebak Gambar Sederhana dengan Anak
Siapkan beberapa flashcard gambar, minta ayah dan anak untuk menebak-nebak gambar yang ada di dalam flashcard. Bermain tebak gambar ini selain seru juga mengasah kemampuan kognitif dan bahasa anak.
Bermain tebak gambar bisa dilakukan sambil Ayah rebahan dan beristirahat. Tebak gambar dengan memainkan kata-kata bisa dimainkan oleh ayah dan anak yang berusia 3 tahun ke atas. Untuk anak-anak yang berusia 3 tahun ke bawah, tebak gambar bisa dilakukan dengan sangat sederhana.
Bermain Kuda-kudaan atau Pesawat Terbang
Rasanya tidak ada anak yang tidak menyukai aktivitas fisik bermain kuda-kudaan atau pesawat terbang. Sesekali, saat ayah sedang tidak terlalu capek atau saat hari libur, ajak ayah untuk bermain kuda-kudaan atau pesawat terbang bersama anak.
Kegiatan ini terlihat sangat sederhana, tetapi rasa bahagia di hati anak tidak bisa dianggap enteng. Bahkan naik kuda-kudaan di punggung ayah pada beberapa anak jauh lebih membahagiakan dan berkesan dibandingkan naik kuda-kudaan di pusat bermain.
Menggendong Anak barang 5 Menit
Aktivitas menggendong terlihat sederhana, tetapi sangat bermanfaat untuk membangun bonding dengan anak. Bonding anak dan ibu yang sangat kuat salah satunya terbangun dari aktivitas menggendong.
Menggendong anak bisa mempererat ikatan orang tua dan anak, serta menjadi salah satu langkah untuk menenangkannya. Selain itu juga akan membuat bayi merasa dibesarkan dengan penuh cinta, diperhatikan, dan berharga. -dr.Dyah Novita Anggraini-
Ajak ayah untuk menggendong anak barang 5 menit sekali-kali saat ayah tidak terlalu lelah. Apalagi jika posisi menggendongnya posisi berpelukan dengan tangan memeluk erat dan diayun-ayun sehingga anak merasa aman dan nyaman, anak akan merasakan betapa tangan kekar ayahnya membuat dunia terasa aman baginya.
Lima aktivitas ayah dan anak ini hanya sedikit dari banyak aktivitas ringan lain yang bisa dilakukan untuk membangun bonding ayah dan anak. Bunda, adakah cerita bagaimana Bunda menjembatani bonding antara ayah dan anak? Cerita, yuk!
Penulis: Widi Utami
コメント