top of page

Masker Bahan Kain Tenun


-Sudut Cerita dari Desaku Troso-


Desa Troso sudah dikenal di beberapa wilayah dan penjuru tanah air sebagai produksi tenun ikat.


Di tengah ketatnya persaingan industri, Troso berani tampil di kancah Nasional dan Internasional melalui tenun ikatnya.


Tapi, apa kabarmu Troso di tengah wabah pandemi ini?


Saat pembatasan beberapa wilayah sudah diberlakukan, pariwisata mulai di tutup, pameran diberhentikan, pasar-pasar dilarang beroperasi, bagaimana nasibmu kini?


Sebagian besar pengrajin tenun ikat mulai Maret 2020 lesu. Beberapa sudah gulung tikar. Tak bisa menyelematkan karyawan-karyawan kami, karena untuk hidup pun kami sulit.


Adalah kami (aku dan orangtuaku) salah satu dari pengrajin kecil tenun ikat Troso.


Saat pandemi, hampir setiap hari dapat curhatan dari Ibu. Bagaimana nasib kita yang akan datang jika tak bisa berjualan. Aku yang juga menjadi bagian 'karyawan yang dirumahkan' dari tempatku mengajar harus segera putar otak.


Ingat pesan bu Septi saat Matrikulasi 7. Apa yang menjadi ketakutan kita adalah diri kita. Maka ubah semua yang terasa suatu 'masalah' menjadi 'tantangan' untuk diselesaikan. Fokus pada solusi bukan masalah.


Berbekal ilmu yang di dapat dari rumah belajar healing, terus berusaha mengaplikasikan untuk tetap sadar nafas, nafas syukur dan terus berkomunikasi dengan diri untuk menemukan solusi terbaik.


Saat itu masker mulai langka. Harga masker yang melambung tinggi membuat kita terus berputar otak. Berawal dari program bagi-bagi masker di Nagari, aku mulai bergerak. Tercetuslah masker tenun dari hasil kain produksi kami.


Dari masker tenun ini, kami bisa berbagi dan melayani lewat sejuta cinta. Dan Alhamdulillah bisa menumbuhkan semangat Ibu dalam berkarya.


Terimakasih Ibu Profesional, sudah menginspirasi kami untuk tetap produktif ❤️


Sukses selalu untuk Ibu Profesional ❤️



Atina Rizanatul - Yogyakarta

92 views1 comment
bottom of page