top of page
Writer's pictureMedia Komunikasi IP

Mau Uang Belanja Dapur Tetap Aman di Masa Pandemi, Ikuti Tips Berikut


Pandemi belum juga memberi tanda akan berakhir, semakin banyak kekhawatiran yang dirasakan para Bunda. Selain masalah kesehatan, para Bunda juga memikirkan persoalan lain, yaitu keuangan.


Bagi yang terbiasa mendapat pemasukan gaji yang utuh, beberapa Bunda bisa jadi merasakan pemotongan yang disebabkan pandemi. Ada juga yang pemasukannya mengalami peningkatan, namun pengeluaran ikut meningkat untuk memenuhi ketentuan protokol kesehatan.


Keadaan tidak biasa seperti sekarang membuat para Bunda dituntut untuk menjadi jeli dan mampu beradaptasi. Salah satunya untuk memastikan kebutuhan dapur tetap aman.


Yuk simak hasil perbincangan seru dengan Mba Anggi Paramaiswari (manager keuangan Seknas Ibu Profesional). Semoga bisa jadi manfaat ya!





Kebiasaan-kebiasaan panik yang berpengaruh pada keuangan


Menurut Mba Anggi, pandemi ini membuat para Bunda banyak yang over thinking. Hal-hal ini yang membuat kita menjadi mudah panik :


  • Kekhawatiran adanya pemutusan hubungan kerja

  • Memilih fokus pada hobi baru saat pandemi dan membuat pengeluaran meningkat

  • Sulit untuk mengendalikan diri dalam membelanjakan uang pada masa pandemi


Tips pengelolaan keuangan selama pandemi


Dari sikap panik yang sering terjadi di atas, kemungkinan adanya perubahan pada anggaran keuangan cukup tinggi.


Berikut adalah tips-tips bagaimana seharusnya sikap kita mengelola keuangan selama pandemi ala Mba Anggi.


  1. Tetap tenang. Saat panik, segala kemungkinan bisa terjadi, saat inilah kita perlu tetap tenang. Usahakan kita jangan berhutang.

  2. Memetakan aset. Buat mapping dan cari tahu apa saja yang kita miliki. Aset mana saja yang bisa membantu kita dalam keadaan ini. Pilah juga aset mana yang kemungkinan justru menguras keuangan kita (misal barang dengan cicilan, dsb)

  3. Petakan juga pendapatan bulanan kita. Apa pendapatan saat ini masih mencukupi untuk pengeluaran kita setiap bulannya? Apa pemasukan ini datang dari pekerjaan yang dirasa stabil selama pandemi? Atau memungkinkan adanya pemutusan hubungan kerja?

  4. Kenali diri kita lebih dalam. Bila ada kemungkinan keuangan tidak stabil, apa bisa kita lebih berhemat? Bila penghasilan saat ini kurang, gali lagi apakah kita memiliki kemampuan atau keahlian tertentu? Pengenalan diri ini mampu membuka peluang pendapatan baru bagi keuangan kita.

  5. Periksa hutang. Apabila kita memiliki hutang, cari tahu apa kita dapat menegosiasikan keadaan saat ini kepada pemberi hutang. Apabila kita tidak memiliki hutang, usahakan untuk menahan diri dari berhutang.

  6. Atur pengeluaran dengan bijak. Hentikan kebiasaan overbuying. Kurangi kebiasaan baru yang berkaitan dengan kemudahan, misalnya memperbanyak membeli frozen food, dan lainnya.



Mba Anggi juga memberikan beberapa contoh penerapan pengelolaan keuangan belanja dapur yang telah diterapkan dalam keluarganya, yaitu :


  • Lakukan food preparation. Terbiasa melakukan food preparation akan menghindarkan kita dari membuang-buang bahan makanan.

  • Menahan pengeluaran yang tidak terencana. Jajan-jajan tidak perlu bisa mulai dikurangi. Beri bujet khusus untuk keperluan jajan ini. Semisal biasa setiap hari bisa diagendakan jadi seminggu atau sebulan sekali. Sesuaikan dengan perencanaan dan patuhi.

  • Selama pandemi, cukup beli yang diperlukan bukan yang diinginkan. Sesuaikan keperluan saat ini, contoh misalnya saat ini vitamin dan buah menjadi keperluan utama.

  • Periksa kembali pengeluaran tambahan yang muncul saat pandemi ini. Misalnya kebutuhan hobi yang dimiliki saat pandemi. Apa pengeluaran ini masih dalam kategori aman dan tidak mengganggu keuangan? Atau justru menjadi salah satu yang menguras?

  • Tentukan prioritas menjadi : Living, Saving, Playing. Utamakan kebutuhan utama yaitu biaya hidup, setelahnya sisihkan untuk ditabung. Biaya rekreasi ataupun bermain bisa ditentukan setelah kedua prioritas sebelumnya dilakukan.

  • Temukan kemungkinan produk subsitusi untuk kebutuhan harian kita dengan fungsi yang sama namun lebih hemat. Misalnya pada produk pembersih bisa pakai yang lebih murah atau bahkan memanfaatkan bahan natural yang bisa dibuat dari limbah dapur.

  • Intinya kita perlu menjadi lebih hemat dan bijak.


Nah dari semua tips di atas, adakah yang sudah Bunda terapkan di rumah? Atau Bunda punya tips lain yang menjadi andalan dalam pengelolaan keuangan belanja dapur? Bagikan di komentar ya!


Musim berganti, tetap jaga kesehatan, utamakan protokol yang berlaku, dan jangan lupa bahagia ya Bun!



Disusun dan diterbitkan oleh Tim Media Komunikasi Seknas Ibu Profesional

Narasumber : Anggi Paramaiswari

Pewawancara, Penulis, Desain : Manda

142 views0 comments

Comentários


bottom of page