top of page
Writer's pictureFitri Purbasari

Muharram Pertamaku


"Ayo segera tidur ya, Fayad sayang!", kata ibu sambil mengusap kepalaku. "Besok kita harus bangun sebelum subuh biar tidak ketingalan pesawat", sambung ibu. "Baik, Bu.". Akupun segera membaca do'a dan memejamkan mata. Aku tak sabar ingin segera sampai di Indonesia. Bibiku akan menikah, jadi kami akan pulang ke Indonesia selama 2 minggu.  Oh iya, kenalkan, Aku Fayad. Usiaku 6 tahun. Aku anak Indonesia yang tinggal di Jepang bersama Ibu dan ayahku. Esok paginya, aku, ibu dan ayah sudah berada di bandara Kansai kota Osaka Jepang dan siap naik pesawat menuju Bandung, Indonesia. Pesawat pun lepas landas. Aku senang sekali.  Setelah terbang dengan pesawat selama 7 jam, kami sampai di bandara Husein Sastranegara Bandung. "Kakeek!", aku berlari mendekati kakek yang datang menjemputku. "Alhamdulillah, cucu kakek sudah datang. waah kamu sudah besar yaa", kata Kakek. Lalu kami naik mobil Kakek menuju ke kampung halaman kami di kota Ciamis. Sore hari, kami sudah sampai di rumah Kakek. Semua keluarga besarku sudah berkumpul di rumah Kakek. "Fayad, ayo cepat kesini! Gurame goreng nya sudah menunggu nih!" panggil Nenek. Aku pun segera meluncur ke meja makan untuk menyantap makanan yang sudah disiapkan Nenek. "Lezatnya! Terima kasih, Nenek. Makanannya enak sekali", kataku. Setelah mandi, aku bersiap ikut Kakek dan ayah ke masjid untuk sholat magrib.  Di masjid, aku senang sekali karena ternyata banyak anak-anak yang juga datang ke masjid. Setelah sholat magrib, aku berkenalan dan ikut mengaji bersama mereka. Lalu sambung sholat isya berjamaah.  Ketika mau pulang, aku heran karena anak-anak itu masih berkumpul bersama pak Ustadz. Lalu kuhampiri Adam, teman baruku. "Kalian sedang apa? Kok belum pulang?" "Eh Fayad. Kami mau latihan dulu untuk lomba Muharam nanti", jawab Adam. "Lomba Muharam? apa itu?" "Dalam rangka memperingati tahun Baru Islam bulan Muharram ini, kami ikut lomba-lomba yang diadakan di kecamatan. Ada lomba adzan, lomba da'i cilik, lomba membaca Al Quran, menghafal Al Quran, lomba rebana, puisi, dan di malam tahun barunya ada pawai obor keliling desa. Kamu gak tahu ya?" Kata Adam. "Nggak. Di Jepang aku belum pernah ikutan. Sepertinya seru, ya" Jawabku. Tiba-tiba Kakek memanggilku. "Aku pulang dulu ya, Adam. Sampai ketemu besok." Sesampainya di rumah, aku bertanya pada Kakek tentang perayaan bulan Muharram. Kata Kakek, "Muharram adalah bulan pertama dari kalender Hijriyah atau penanggalan Islam. Muharram adalah bulan yang dimuliakan dan tidak boleh ada peperangan. Pada bulan ini, Rasulullah hijrah dari Mekkah ke Madinah. Bahkan Rasulullah SAW berpuasa pada tanggal 10 Muharram loh." "Kenapa Rasul berpuasa?" tanyaku. "Nah, pada zaman dahulu, ketika Rasulullah SAW tiba di Madinah, Rasul melihat orang-orang Yahudi berpuasa. Beliau pun bertanya, "Hari apa ini? kenapa kalian berpuasa? Mereka menjawab, "Ini hari yang agung, hari ketika Allah menyelamatkan Musa dan kaumnya serta menenggelamkan Fir'aun. Maka Musa berpuasa sebagai tanda syukur, kami juga ikut berpuasa" Lalu Rasulullah pun bersabda, "Kami orang Islam lebih berhak dan lebih utama untuk menghormati Nabi Musa daripada kalian" Hadist ini diriwayatkan oleh Abu Daud." Sejak saat itu Rasulullah menghimbau umat Islam untuk berpuasa tidak hanya pada tanggal 10 Muharram tapi juga tanggal 9 Muharram, agar tidak sama dengan kaum Yahudi. Dan tahu gak, keutamaan puasa ini adalah bisa menghapus dosa kita setahun yang lalu loh" kata Kakek. "Oh, begitu ya, Kek! Aku juga nanti mau ikut puasa aah." aku bersemangat. "Oia, kata Adam, akan ada perayaan ya dengan lomba-lomba dan pawai. Apa lagi sih keistimewaan bulan Muharram ini?" "Bagi kita umat Islam, sebaiknya kita lebih berbahagia saat menyambut tahun baru Islam di bulan Muharram. Kita harus banyak beribadah dan bersyukur dengan datangnya tahun baru. Selain itu, Muharram juga adalah bulan yang istimewa. Banyak peristiwa penting yang terjadi pada bulan Muharram, khususnya di tanggal 10, diantaranya adalah Diciptakannya alam semesta oleh Allah SWT. Diterimanya taubat Nabi Adam oleh Allah. Berlabuhnya kapal Nabi Nuh setelah banjir besar. Diselamatkannya Nabi Ibrahim dari api. Keluarnya Nabi Yunus dari perut ikan paus setelah Allah mengampuninya." kata Kakek. "Eh, lagi asyik bercerita yaa" tiba-tiba ibu muncul. "Besok lagi yaa sekarang waktunya Fayad tidur." "Kek, aku tidur dulu,ya.. Besok aku mau ikut Adam melihat latihan lomba." kataku sambil pergi menuju kamar. Besoknya aku ikut Adam pergi ke madrasah untuk latihan persiapan lomba. Rupanya disana sudah ada pamanku sedang membuat sesuatu.  "Paman, sedang apa?" tanyaku kepada paman yang sedang memotong bambu. "Eh ada Fayad. Paman sedang membuat obor untuk pawai 1 Muharram nanti malam. Kamu mau ikut?" kata paman. "Wah asyik! mau dong!" sahutku senang. Setelah sholat isya, aku dan teman-teman didampingi pak Ustadz dan para orang tua menyambut tahun baru Hijriyah dengan pawai obor keliling desa. Seru sekali. Kami berjalan kaki dengan gembira, melantunkan kalimat takbir dan sholawat. Beberapa remaja masjid mengiringi dengan menabuh rebana. Dua hari kemudian, lomba-lomba pun diadakan di aula kecamatan. Banyak sekali yang hadir. Dan aku ikut senang ketika melihat Adam, teman baruku itu menjadi juara 1 lomba adzan.  "Selamat ya, Adam. Kamu hebat sekali." "Terima kasih, ya Fayad." kata Adam. Setelah seminggu berlalu, tibalah hari pernikahan bibiku. Acaranya meriah sekali. Tim rebana yang ikut lomba Muharram di kecamatan, ikut ditampilkan di acara bibi. Semua orang tampak bahagia.  Tak terasa 10 hari berlalu. Aku dan orang tuaku harus kembali ke Jepang.  Aku sedih karena harus berpisah lagi dengan keluarga besarku juga dengan Adam, teman baruku. Tapi aku juga senang, karena aku mendapatkan pengalaman seru. Ini Muharram pertamaku yang istimewa! Aku takkan lupa untuk berpuasa sunnah tanggal 10 Muharram nanti. Aku akan menandainya di kalenderku sesampainya di Jepang. 😊


45 views0 comments

Comments


bottom of page