top of page
Writer's pictureSetio Rini

Perempuan dan Karya

Updated: Dec 27, 2017

Aku Bangga Menjadi Ibu Rumah Tangga

__________________________________

Bismillah...

Dalam kehidupan sehari-hari, sering terjadi percakapan seperti di bawah ini:

Q: "Kerja di mana mba (Bu)?"

A: "Emm, saya tidak bekerja, cuma Ibu rumah tangga?" sambil tersenyum dengan makna yang sulit ditebak.

Sound familiar isn't it?


Berapa banyak perempuan yang merasa tidak percaya diri, tidak menarik dan tidak ada yang bisa dibanggakan dengan statusnya menjadi Ibu rumah tangga?


Berapa banyak yang punya bakat luar biasa, tapi tidak tersalurkan ketika menjadi Ibu rumah tangga?


Berapa banyak, Ibu rumah tangga yang menghadapi masalah namun di pendam sendiri, meski sebenarnya mereka dalam masalah, namun takut jika orang lain menganggap itu bukan masalah?


Berapa banyak, ibu rumah tangga yang berteriak dalam batinnya " I need help" karena bingung harus berbuat apa?


Berapa banyak yang merasa "Saya tidak berguna dan bukan siapa-siapa. Hanya seorang ibu Rumah tangga."


Saya tidak pernah meneliti atau membaca hasil penelitian berapa jumlah yang mengalami hal di atas. Namun jika ada pertanyaan, "berapa banyak perempuan yang menyandang status sebagai Ibu rumah tangga?"

Meski tidak ada yang bisa memastikan jumlahnya selain di data kependudukan, namun banyak yang yakin jumlahnya sudah pasti banyak sekali.


Jika 10 juta saja yang mengalami permasalahan seperti di atas, bisa di bayangkan berapa banyak anak-anak atau generasi yang berada dalam pengasuhan Ibu yang bermasalah dengan dirinya.


Memang semua tergantung pasangannya yaitu suami sebagai pemimpin rumah tangga. Namun dalam kondisi sesulit apapun, seorang perempuan khususnya ibu rumah tangga, harus siap menghadapi segala kemungkinan.

Mereka butuh harapan, butuh pengakuan, butuh mendapat tempat yang layak di pandangan masyarakat tentang penting dan mulianya pekerjaan yang mereka pilih. Yaitu "Ibu Rumah Tangga."


Menurut saya ini penting!

Dan harus menjadi perhatian. Ada kutipan yang luar biasa bahwa "mendidik satu perempuan, sama dengan mendidik satu generasi."

Betapa pentingnya peran perempuan. Sangat di sayangkan, jika peran dalam masa emas mendidik generasi tidak berjalan optimal.


Dari puluhan juta yang pernah bermasalah, salah satunya adalah saya. Setelah memutuskan berhenti berkerja di ranah publik (delapan tahun bekerja), saya mengalami masa yang sulit ketika menjalani peran sebagai ibu rumah tangga (fulltime mom).

Di tambah lagi permasalahan dalam kehidupan yang datang dan pergi. Komunikasi dengan pasangan yang tidak baik. Di sisi lain, saya harus kuat karena tugas penting sedang di emban. Yaitu mendidik dan membersamai tumbuh kembang anak.


Masa kecil mereka hanya sekali, tidak akan terulang lagi. Tidak bisa dipungkiri, bahwa ibu yang berbahagia akan mencetak generasi yang paripurna. Ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya.


Setiap perempuan, khususnya seorang ibu, kadang merasa tak berdaya. Menjalani rutinitas yang itu-itu saja. Kejenuhan melanda. Yang selalu dilakukan adalah berjuang menjaga tingkat kewarasan. Tidak jarang menangis saat anak-anak tidur, sambil memandang wajah di cermin yang terasa semakin tidak menarik karena hampir tak ada waktu untuk merawat diri. Dan yang menyedihkan lagi, di masyarakat kita memang predikat ibu rumah tangga ini dianggap biasa saja. Bukan tugas mulia yang patut dihargai, seperti pekerjaan kantoran atau yang lainnya. Ibu rumah tangga ya ibu rumah tangga, biasa saja tidak ada yang perlu di dibahas. Miris saya memikirkannya.


Selama hampir lima tahun, saya mengalami "post power syndrome". Yang akhirnya berujung dengan konsultasi ke psikolog.

Tiga tahun lalu, tepatnya tahun 2015. Saya berjuang lepas dari belenggu ketidakberdayaan menjalani peran sebagai ibu rumah tangga. Sebelumnya, hasrat untuk kembali bekerja, sering muncul. Karena dengan bekerja, dulu saya merasa tidak disepelekan dan punya sesuatu yang bisa dibanggakan.


Dalam proses perjuangan tersebut, suatu hari saya membuat sebuah keputusan besar. "Keadaan harus berubah, dan saya yang harus merubahnya."


Sebenarnya, semua perempuan punya naluri pembelajar sejati seperti anak-anak. Dan di saat ia merasa bahagia, proses belajar dan menjalankan banyak peran akan semakin mudah baginya. Setidaknya itu yang saya rasakan.


Rasa bahagia inilah yang harus ditumbuhkan. Dimanapun, kapanpun dan dalam keadaan apapun. Karena setiap ibu rumah tangga, mengalami kendala dan permasalahan yang berbeda-beda. Meski demikian, insyaa Allah ada benang merah yang bisa dijadikan solusi bersama.


Ibu rumah tangga, bukan berarti tidak bisa apa-apa. Ini adalah sebuah pilihan. Ibu rumah tangga, sebenarnya juga butuh ruang untuk mengekspresikan dirinya. Namun karena kurang dukungan dari pasangan, tidak tahu harus memulai dari mana dan terlanjur bergumul dengan padatnya rutinitas yang tiada habisnya, sehingga tidak bisa tersalurkan.


Ini akan jadi masalah, karena perempuan dan karya ini sulit untuk dipisahkan. Ruang ini harus ada, untuk menyeimbangkan tugasnya di rumah. Justru energi positifnya kadang hadir lewat proses karya yang ia buat.


Alhamdulillah dalam waktu dua tahun terakhir, saya bisa melihat dan merasakan perubahan yang terjadi pada diri saya. Dan kini saatnya, saya harus berubah lagi ke arah yang jauh lebih baik. Yaitu dengan membawa perubahan yang bukan hanya untuk diri saya, melainkan juga untuk sahabat-sahabat perempuan ibu rumah tangga dimanapun berada yang mungkin bernasib sama dengan yang pernah saya alami.


Intinya, saya tidak ingin merasakan perubahan positif ini sendirian. Tetapi bisa bersama-sama dengan yang lainnya.


Satu, sepuluh, atau seratus orang yang ikut merasakan perubahan positif dalam dirinya karena aksi saya, itu sebuah kebahagian bagi saya. Apalagi jika bisa berpengaruh terhadap ribuan bahkan jutaan lainnya.


Selama satu tahun ke depan, insyaa Allah saya akan tuliskan di blog ini. Perencanaan, setiap proses dan perkembangan yang terjadi terkait perubahan yang akan saya buat.


Saya manusia, hanya bisa berusaha. Dengan niat karena Allah, untuk kebaikan bersama. Saya mulai melangkah melakukan hal kecil yang baik. Dimulai dari diri sendiri, keluarga dan masyarakat sekitar. Ya Allah semoga Engkau mudahkan, ridhoi dan berkahi.


Aaamiin ya rabbal alamin


❤Bagi sahabat perempuan di manapun berada, jika anda sudah menemukan kebanggaan dan kebahagiaan sebagai ibu rumah tangga, yuk membentuk barisan bersama saya. Kita tebarkan harapan, inspirasi dan motivasi kepada sahabat perempuan lain yang membutuhkan❤


Terus semangat, demi masa depan generasi kita yang lebih baik. Mari kita bangun peradaban dari dalam rumah.


161 views0 comments

Comments


bottom of page