top of page
iis.istianah.firmasari

Rumah mamaluck

Bismillahirrahmanirrahiim

Semoga ini menjadi langkah awal saya,

Sebelum saya mengungkapkan mimpi dan langkah apa yang saya akan lakukan, saya akan mencoba flash back setahun lalu saat saya memberanikan diri untuk resign dan nekat merantau bersama suami ke Jakarta.

Saat itulah saya berpikir, bahwa saya harus betah di perantauan, harus mendapat sesuatu untuk saya bawa ke kampung halaman,

Di mana banyak yang menyayangkan ijazah, pengabdian di sekolah selama 5 tahun yang tinggal menunggu NUPTK dan sertifikasi, tapi hati saya tidak nyaman dengan lingkungan yang saya tempati. Jika bicara kenyamanan, di kampung jauh jauh lebih nyaman dan tentram, tapi merantau jauh lebih mensyukuri dan menikmati arti sebuah kehidupan.

Saya tidak pernah menyesal melepaskan pengabdian saya di sekolah dan menjadi pengangguran kata orang. Yap. Ibu rumah tangga yang orang bilang termasuk orangtua mertua dan suami bilang tidak berharga.

Saya sekarang mungkin orang paling bahagia dan berbinar saat mengenalkan diri pada orang maupun teman bahwa sekarang saya ibu rumah tangga, meski saat ini saya kembali bekerja. (ini ada ceritanya)

Maka, untuk membuat saya betah dan berkesan saya mencari tahu komunitas yang sesuai dengan yang saya butuhkan. Hingga bulan april, allah menunjukkan status teman saya tentang IIP, dan saya cari tahu apa itu.

Ya allah.. Ini yang saya cari..

Saya yakin ini jalan Allah, perlahan di bukakan, alhamdulillah saat itu tengah membuka program matrikulasi, dengan menjual barang bekas dari baju saya mengumpulkan uang demi bisa daftar, dan di hari terkahir barulah bisa transfer dan isi form. Alhamdulillah masuk batch 4. Singkatnya sekarang sudah masuk di bunsay.

Setahun merantau menemukan orang-orang luar biasa dan lingkungan yang saya bangetttt.. Ternyata Allah berkehendak lain.

Allah meminta saya untuk pulang ke kampung halaman dan bekerja di sebuah dinas sosial, PKH.

Pada awalnya saya kurang sreg, karena saya sudah merasa betah berada di bekasi. Namun.. Saya selalu percaya bahwa apa yang sudah terjadi ini udah kehendak Allah, hati saya tidak bisa memilih, namun sudahlah..

Saat ini yang terpenting adalah dimanapun kamu berpijak, lakukan yang terbaik dan jadilah yang bermanfaat.

Ini yang membuat saya menerima dengan legowo,, mungkin ini saatnya saya memulai mimpi yang saya impikan entah kapan..

Mimpi memiliki rumah main dan belajar dengan taman baca yang menyenangkan untuk anak-anak.

Sebetulnya sudah dari kecil ingin memiliki perpustakaan pribadi, dan ternyata saya juga sudah menyenangi dan menyelami dunia toodler tanpa beban tanpa disadari. Dan ini passion saya. Hanya nermimpi karena memang bakat saya adalah futuristic dan ST nya visioner. Baru saja saya menerima hasil TMA dari seminar kemarindan saya bingung dengan yang akan di lakukan. Mungkin ini saatnya..

Ya..

Dari pekerjaan lapangan saya sebagai pendamping PKH yaitu mendampingi ibu dan anak dari keluarga kurang mampu, juga berlatar belakang ingin mendirikan PAUD atau semacam rumah main dan belajar non formal di rumah,,

Saya ingin membagikan pengalaman saya dalam mendidik anak saya kepada ibu-ibu calon binaan saya. Dengan harapan mereka pun bisa menjadi ibu, istri dan perempuan produktif.

Ini mimpi besar saya.

Namun dalam waktu terdekat..

Saya ingin mewujudkan dan mendirikan rumah mamaluck di tempat tinggal saya dulu.

Apa itu rumah mamaluck.

Berasal dari mama dan luck. Yaitu ruang, riung, dan riang bagi mama yang beruntung mendapatkan amanah dari Allah. Sebuah keberuntungkan menjadi seorang ibu yang diminta, dititipkan untuk dijaga, dididik, asih asuh asah oleh kita.

Apa saja di dalamnya?

  1. Ruang bermain dan belajar anak usia 2-6th. (bertahap) karena saya perlu menyelami ilmu saya juga.. Ini baru berjalan dua minggu,,

masih on proses karena terkendala banyak hal.

  1. Harapannya menjadi tempat berbagi untuk para ibu dalam menemani tumbuh kembangnya

  2. Harapannya bisa menjadi ruang belajar dan membaca bagi anak-anak pra dan pre aqil baligh, yang didalamnya ada kelas minat bakat, (sambil melihat potensi yang ada)

64 views0 comments

Comments


bottom of page