Sawala Dasawarsa: Sepuluh Tahun Menumbuhkan Perempuan Pemimpin dan Menguatkan Keluarga di Garut
- Media Komunikasi IP
- 1 day ago
- 3 min read
Garut, 30 November 2025 — Di tengah udara sejuk Kabupaten Garut, Ibu Profesional Garut menyelenggarakan Festival Perempuan Pemimpin Ibu Profesional Garut (FestPPim), sebuah perayaan satu dekade bertumbuhnya komunitas perempuan pembelajar yang memperkuat keluarga dan melahirkan pemimpin dengan nilai-nilai yang membumi. Mengusung tema “Sawala Dasawarsa: Dialog Satu Dekade Ibu Profesional Garut”, acara yang berlangsung di Rumah Makan Tujuh Likur ini menghadirkan ruang hangat penuh refleksi, permainan, diskusi, dan kebersamaan lintas generasi. Didukung oleh Ruang Emotika, Sarirama Frozen Food, Klinik Cihideung, Rumah Manset Indonesia, Rafania, Burayot Simadu, Imamu Bookstore, dan Annisa Hijab Syari, kegiatan ini dihadiri 25 ibu dan 16 anak secara online dan offline, memperlihatkan semangat besar yang terus hidup sejak komunitas ini berdiri.

Perayaan ini menjadi momentum bagi para perempuan untuk duduk sejenak, mengenang perjalanan masing-masing, dan merayakan keberanian yang telah membawa mereka sampai di titik ini. Seperti pohon yang terus menebalkan akar sebelum menumbuhkan cabang baru, Sawala Dasawarsa menjadi simbol bahwa pertumbuhan perempuan adalah fondasi bagi kestabilan keluarga dan kekuatan komunitas. Penelitian menunjukkan bahwa aktivitas bermain mampu meningkatkan komunikasi, empati, dan kelekatan emosional keluarga hingga 30–40% (Hughes, Family Play Studies, 2021). Hal ini tercermin dalam FestPPim melalui permainan tradisional Sunda ucing jongkok, congklak, bekel, hingga boboiyan serta sesi membaca, mewarnai, dan menikmati pisang goreng bersama. Tawa ringan yang hadir sepanjang permainan menjadi jembatan rasa yang mempererat hubungan ibu dan anak tanpa perlu banyak kata.
Acara dibuka dengan penuh semangat oleh MC Sania Fajrin, yang menciptakan suasana hangat dan antusias sejak awal. Dilanjutkan dengan sesi Sapa Diri & Mewarnai Bangau oleh Sekretaris Regional Garut, Tina Martina, peserta diajak merefleksikan perkembangan diri melalui simbol bangau yang diwarnai sesuai tingkat kemahiran dan fase pertumbuhan masing-masing. Aktivitas sederhana ini memunculkan pertanyaan reflektif: “Sejauh apa aku telah terbang?” dan mengajak ibu-ibu menyadari proses bertumbuh yang sering luput dari perhatian.
Memasuki sesi Jejak Rasa, peserta menonton dokumenter perjalanan IP Garut yang merekam 10 tahun perjuangan dan karya. Tayangan ini menghidupkan kembali kenangan tentang bagaimana komunitas kecil ini tumbuh menjadi ruang belajar, tempat saling dukung, dan rumah bagi banyak perempuan untuk mengenali diri serta memperkuat perannya di keluarga. Kejutan apresiasi kemudian diberikan kepada Tina Martina atas dedikasinya yang telah memimpin IP Garut selama dua periode. Penghargaan ini menjadi bentuk terima kasih yang tulus atas kehadiran kepemimpinan yang lembut namun tegas, memungkinkan komunitas tetap bergerak dan berdaya.
Salah satu momen paling mengharukan hadir saat Yayah Kusnariah, pendiri IP Garut, berbagi kisah perjalanan menumbuhkan komunitas ini meski usia tidak lagi muda. Beliau menjelaskan bahwa IP membantunya memperbaiki pola asuh terutama untuk cucu-cucunya sekali lagi membuktikan bahwa kepemimpinan dan pembelajaran tidak memiliki batas usia. “Di IP, saya belajar mengenal diri dan melihat kekurangan sebagai ruang pertumbuhan,” ujarnya, disambut hangat oleh peserta.
Sesi Pohon Harapan Keluarga bersama Fuji Astuti menjadi ruang reflektif di mana peserta menuliskan nilai, mimpi, dan warisan yang ingin mereka bangun dalam keluarga. Ruang hening yang tercipta menjelma menjadi titik temu antara harapan dan kenyataan sebuah momen bagi ibu-ibu untuk menyusun kembali arah keluarga mereka. Apresiasi & Warisan Rasa kemudian diberikan kepada peserta challenge Jejak Rasa Fani Nurfajriah, Sania Fajrin, dan Tina Martina yang telah membagikan perjalanan personal mereka selama berada di komunitas. Acara kemudian ditutup oleh Alia Nur yang membacakan Nilai-Nilai Perempuan Pemimpin, hasil pembelajaran dari Sekolah Pemimpin Perempuan, sebagai kompas moral untuk langkah komunitas pada dekade berikutnya.
Kesan mendalam datang dari para peserta yang mengaku hadir tanpa harapan khusus, namun pulang dengan hati yang terasa lebih utuh. Salah satu testimoni paling menyentuh disampaikan oleh Maharani P :
“Rasanya seperti duduk menepi, menikmati kilas balik proses yang telah dilewati. Bahagia, karena ternyata kami semakin bertumbuh. Selamat berdaya satu dasawarsa IP Garut—semakin kuat akarnya, semakin ranum buahnya.”
Banyak peserta lain merasakan hal serupa bahwa acara ini tidak hanya menyajikan program, tetapi menghadirkan ruang pulih yang menghangatkan dan memulihkan.
Sawala Dasawarsa menjadi bukti bahwa ketika perempuan tumbuh, keluarga menguat; dan ketika keluarga kuat, masyarakat ikut bergerak maju. Ibu Profesional Garut menutup perayaan satu dekade ini dengan optimisme baru, siap memasuki dekade selanjutnya dengan nilai-nilai yang semakin berakar dan kontribusi yang semakin berdampak.





Comments