Gaya belajar anak berbeda satu dengan lainnya. Ada yang lebih suka belajar lewat mendengarkan, ada yang justru lebih tertarik belajar dengan melihat gambar-gambar, ada yang semangat belajar jika bersentuhan langsung dengan objeknya, dan tidak sedikit pula yang memilih gaya belajar dengan selalu melibatkan fisiknya alias sambil bergerak ke sana kemari. Tidak ada yang salah dengan gaya belajar anak. Masing-masing gaya belajar anak memiliki keunggulan dan kekurangan. Tugas kita sebagai ibunya adalah mengarahkan anak agar menikmati proses belajar mereka, apapun pilihan gaya belajar anak Anda. Ada 3 macam modalitas gaya belajar anak: 💥Auditory : modalitas ini mengakses segala macam bunyi, suara, musik, nada, irama, cerita, dialog, dan pemahaman materi pelajaran dengan menjawab atau mendengarkan lagu, syair, dan hal-hal lain yang terkait. 💥 Visual : modalitas ini mengakses citra visual, warna, gambar, catatan, tabel diagram, grafik, serta peta pikiran, dan hal-hal lain yang terkait. 💥 Kinestetik: modalitas ini mengakses segala jenis gerak, aktivitas tubuh, emosi, koordinasi, dan hal-hal lain yang terkait. Nah, sekarang perhatikan anak Anda. Gaya belajar anak yang manakah yang dimiliki buah hati Anda? Jangan panik, ya Bunda kalau si kecil ternyata kesulitan dalam mengeja atau tidak bisa diam saat belajar. Sebab setiap anak itu unik dan memiliki gaya belajar anak yang berbeda-beda. Setiap anak belajar dengan cara yang tidak sama. Dan menurut pakar, mencari tahu gaya belajar anak Anda dapat membantunya meraih keberhasilan akademik. Bagaimana caranya?
Berikut tipsnya:
1. Luangkan waktu khusus bersama anak. Waktu bersama orang tua adalah hal berharga yang anak butuhkan. Bunda tetap bisa mengerjakan hal lainnya, namun pastikan ada waktu-waktu khusus quality time bersama anak.
Contoh: Setiap hari 1 atau 2 jam bermain atau berkegiatan bersama anak tanpa di ganggu aktivitas lain. Tujuannya untuk menguatkan bonding, dan anak merasa diperhatikan dengan baik. 2. Mengenalkan anak dengan beragam aktivitas. Buat jadwal kegiatan dengan tema dan jenis sesuai usianya. Banyak sekali contoh yang bisa di ATM (amati, tiru dan modifikasi) dari internet, buku-buku, instagram atau aplikasi lainnya. Tentu memanfaatkan apa yang ada dengan sedikit sentuhan kreativitas Anda. 3. Amati dan buat catatan secara periodik. Gaya belajar mana yang lebih dominan?
Membuat catatan dari hasil pengamatan sangat penting. Sebagai portofolio anak. Data ini nantinya dibutuhkan untuk membantu anak menemukan hal yang disukainya. Fokus pada potensi anak dan siasati kelemahannya. Ada 4 hal penting yang menjadi tujuan anak-anak belajar yaitu : a. Meningkatkan Rasa Ingin Tahu anak ( Intellectual Curiosity) b. Meningkatkan Daya Kreasi dan Imajinasinya ( Creative Imagination) c. Mengasah seni / cara anak agar selalu bergairah untuk menemukan sesuatu ( Art of Discovery and Invention) d. Meningkatkan akhlak mulia anak-anak ( Noble Attitude) Fokuslah kepada 4 hal tersebut selama mendampingi anak-anak belajar. Buatlah pengamatan secara periodik, apakah rasa ingin tahunya naik bersama kita/selama di sekolah? Apakah kreasi dan imajinasinya berkembang dengan bagus selama bersama kita/selama di sekolah? Apakah anak-anak suka menemukan hal baru, dan keluar Aha! (Moment teriakan “Aha! Aku tahu sekarang” atau ekspresi lain yang menunjukkan kebinaran matanya) selama belajar? Apakah dengan semakin banyaknya ilmu yang anak-anak dapatkan di rumah/di sekolah semakin meningkatkan akhlak mulianya? Setelah memahami tujuan anak-anak belajar baru kita memasuki tahapan-tahapan memahami berbagai gaya belajar anak-anak. Gaya belajar dapat menentukan prestasi belajar anak. Jika diberikan strategi yang sesuai dengan gaya belajarnya, anak dapat berkembang dengan lebih baik. 4. Perbanyak belajar di ranah yang anak sukai dengan gaya mereka. Salah satu ciri anak punya bakat pada hal atau bidang tertentu adalah, ketika anak merasa enjoy dan berbinar saat mengerjakannya. Nah, coba perbanyak ragam kegiatan pada ranah ini. Tentunya biarkan anak belajar dengan gaya yang mereka sukai pula. 5. Apresiasi dan beri kesempatan anak untuk mengungkapkan pendapat serta keinginannya. Hindari menggegas anak untuk segera BISA. Apapun hasilnya, beri apresiasi untuk menghargai usaha mereka. Dan jangan memaksakan keinginan kepada anak. Cobalah untuk lebih banyak memberi contoh dan mendengar, lalu mengarahkan jika keliru. Terus semangat Bunda, karena tugas orang tua adalah untuk menjadi lahan subur bagi tumbuhnya anak-anak kita menjadi diri terbaik mereka. Pada level 4, materi semakin seru dan game-nya semakin menantang. Setiap mahasiswi harus belajar memahami gaya belajar anak-anaknya. Ini tidak mudah. Butuh kesabaran, ketelitian dan kreativitas. Para bunda juga harus memperbanyak ragam kegiatan dalam melakukan pengamatan. Berikut dua mahasiswi dan 1 Fasilitator terpilih pada level 4 ini:
Selamat kepada mba Ulinnadlifah Ummul Khoir, telah terpilih sebagai mahasiswi Inspiratif Yang Bersemangat 👏🏻😊 Meski sedang kondisi diperjalanan dalam kapal, tetap bisa menuntaskan tantangannya.
Selamat kepada mba Amelia Aquareta, terpilih sebagai Mahasiswi Terkreatif Yang Unik. Mampu membuat hal sederhana menjadi kegiatan unik untuk ananda.
Juga selamat kepada Fasilitator terinspiratif level 4 dari kelas Offline Tangkot, mba Shabrina Lestari 👏🏻👏🏻😍 Tidak mudah mengagendakan waktu dan tempat untuk kuliah offline. Apalagi jika jumlah mahasiswi berkurang karena gagal pada tantangan sebelumnya. Namun mba Shabrina tetap bisa menjaga motivasi para mahasiswi di kelasnya. Berikut link tulisan mba Shabrina dalam jurnal Fasilitatornya. https://wp.me/p1kWEe-oy Semoga terus menginspirasi dan terap semangat hingga akhir perkuliahan ❤ Aamiin.. #ApresiasiT10 #Level4 #KuliahBundaSayang #BundaSayangBatch5 #InstitutIbuProfesional
Comments