top of page

Webinar SEAMEO CECCEP: Mengubah Paradigma Pengasuhan dan Kesehatan Keluarga

  • Writer: Media Komunikasi IP
    Media Komunikasi IP
  • Jun 2
  • 3 min read

www.ibuprofesional.com, [27 Mei 2025] – Ibu Profesional yang diwakili oleh Ibu Hamidah Rina Mantiri dan Ibu Ai Nina Nurani menghadiri undangan webinar yang bertajuk “Eksplorasi Keterlibatan Pria dalam Program Gizi, Kesehatan, dan Parenting” yang sukses digelar secara daring melalui platform Zoom oleh SEAMEO CECCEP pada 27 Mei 2025 lalu. Acara ini menghadirkan narasumber dari berbagai bidang, dengan fokus pada pentingnya pelibatan laki-laki dalam pengasuhan dan kesehatan keluarga sebagai langkah menuju kesetaraan gender.


Pemaparan materi oleh Prof. Vina Andriany, Ph.D
Pemaparan materi oleh Prof. Vina Andriany, Ph.D

Acara dimulai tepat pukul 09.00 WIB dengan diikuti oleh 184 peserta dari berbagai daerah di Indonesia. Mayoritas peserta berasal dari kalangan pendidik PAUD, TK, dan SD. Webinar dibuka dengan sambutan hangat dari MC dan satu perwakilan panitia yang langsung menyapa narasumber yang telah hadir sejak awal. Sebelum sesi materi dimulai, peserta diajak mengikuti aktivitas ice breaking berupa pra-asesmen interaktif melalui Slido selama 10 menit. Aktivitas ini mencakup lima pertanyaan kombinasi Likert scale dan esai, dan menjadi pengantar yang efektif untuk menggugah kesadaran awal peserta terhadap tema webinar.


Webinar ini menghadirkan empat narasumber ahli di bidangnya:

  • Prof. Vina Adriany, Ph.D (SEAMEO CECCEP) – Parenting

  • Dr. Abigael Wohing Ati (Lentera Kesehatan Nusantara) – Kesehatan

  • Mr. Idzma (Ayah ASI Bandung) – Gizi dan Peran Ayah

  • Dr. Dwi Nastiti Iswarawanti, M.Sc (SEAMEO RECFON) – Gender dan Kebijakan


Mereka menyampaikan materi berbasis riset, pengalaman lapangan, dan strategi praktis untuk membangun keluarga yang sehat, setara, dan harmonis.


Beberapa bahasan yang terkait dengan bidang perhatian Ibu Profesional di antaranya :


Menggugat Peran Tradisional: “Mengasuh Bukan Tugas Perempuan Saja”

Pendidikan dan pengasuhan anak dianggap tugas natural perempuan, sehingga tidak dihargai. Perempuan yang mencari nafkah dianggap bukan tugasnya, sehingga menghambat akses mereka (para guru PAUD) untuk mendapat bantuan sosial saat pandemi Covid melanda.


Disebutkan juga bahwa guru-guru PAUD kerap dianggap sebagai “pengasuh” bukan pendidik profesional, karena profesi tersebut dianggap perpanjangan dari tugas keibuan. Hal ini menyebabkan undervaluation dan ketidaksetaraan dalam penghargaan dan upah.


Studi: Bias Gender Terjadi Sejak Dini

Studi etnografi yang disampaikan dalam sesi ini menunjukkan bahwa bias gender sudah tertanam dalam lingkungan pendidikan anak usia dini. Misalnya, simbol dan aktivitas di taman kanak-kanak secara tidak sadar mengarahkan anak perempuan ke area literasi dan seni, sementara anak laki-laki lebih difokuskan ke numerasi dan eksplorasi. Padahal anak-anak seharusnya distimulasi sama karena mereka setara.


Dan juga perlu pelurusan pemahaman antara gender dan jenis kelamin. Jika jenis kelamin merujuk pada aspek biologis yang melekat sejak lahir—seperti laki-laki atau perempuan—maka gender adalah konstruksi sosial yang menentukan peran, tanggung jawab, dan ekspektasi terhadap seseorang berdasarkan jenis kelaminnya.


Di Indonesia, istilah “kodrat perempuan” sering kali dipakai untuk membatasi ruang gerak perempuan di ranah domestik. Hamil dan melahirkan memang merupakan kodrat biologis perempuan, namun pengasuhan anak bukanlah kodrat, melainkan peran sosial yang juga dilakukan perempuan dan laki-laki. Diskursus ini juga menyoroti fenomena state ibuism, yakni narasi yang dibentuk negara tentang ibu ideal sebagai sosok yang mendampingi suami, mendidik dan mengasuh anak. Meski terdengar positif, konsep ini justru membatasi perempuan pada satu jenis peran tertentu, mengabaikan kontribusi mereka di ruang publik. Kesadaran akan konstruksi gender ini menjadi kunci untuk membangun sistem pengasuhan dan pendidikan yang lebih adil dan setara.


Antusiasme peserta Webinar “Eksplorasi Keterlibatan Pria dalam Program Gizi, Kesehatan, dan Parenting” 
Antusiasme peserta Webinar “Eksplorasi Keterlibatan Pria dalam Program Gizi, Kesehatan, dan Parenting” 

Webinar yang berlangsung lebih dari 2 jam ini sangat interaktif. Banyak peserta yang bertanya secara langsung, dan mayoritas yang tampil on camera adalah perempuan. Selain teori dan data, narasumber juga membagikan cerita sukses dari lapangan, seperti program dukungan ASI dari komunitas Ayah ASI dan praktik-praktik kesehatan di Posyandu yang melibatkan partisipasi laki-laki.


Salah satu poin menarik dari webinar ini adalah dibagikannya checklist kegiatan sensitif gender yang bisa digunakan oleh institusi pendidikan, komunitas kesehatan, dan organisasi keluarga dalam merancang program yang lebih inklusif dan adil gender.


Hal ini sangat relevan dengan peran Ibu Profesional dalam upaya memperkuat fondasi pembangunan manusia Indonesia. Melalui berbagai program peningkatan kapasitas perempuan, pendidikan berbasis keluarga, serta penguatan peran ibu sebagai life-long learner, Ibu Profesional turut mendorong lahirnya keluarga yang tangguh, sadar nilai, dan sensitif gender.






Comments


bottom of page