Ketika berbicara matematika secara auto yang ada di benak saya adalah pasti angka, hitung menghitung, uang belanja, dll. Namun setelah mendapatkan materi dari bunda sayang, ternyata matematika tidak hanya sebatas angka. Matematika bukan hanya soal angka dan hitungan namun berkaitan dengan berpikir logis dan pemecahan masalah. Matematika tersebar di sekitar kita, seperti saat hebohnya bersama anak-anak mencari sesuatu yang berbentuk bulat di dalam rumah, semua berlarian, melihat sekeliling dan rebutan menyebutkan benda yang ditemukannya. kakak yang mulai belajar memasak nasi. Saat indahnya si kecil memotong kue supaya cukup dibagi bersama kakak-kakaknya. Atau saat cerianya bersama anak-anak menghitung jumlah langkah kaki ke taman terdekat. Saat bunda
mengklasifikasi wadah bumbu di dapur, seterusnya, seterusnya dan seterusnya.
Albert Einstein berkata, "Imajinasi lebih penting daripada pengetahuan." Mengapa kita tidak mulai dari sekarang untuk membiarkan imajinasi kita bebas bertualang mencari jalan-jalan baru untuk menuju sukses? Hanya dengan imajinasi yang kreatif, kita tidak takut untuk menjelajahi seluruh kecerdasan kita. Membebaskan anak berpikir, kembangkan imajinasi kreatif, dan hasilkanlah karya-karya besar-jadikanlah anak kita cerdas dan sukses.
Melalui kreativitas, kita dapat berhasil mengoptimalkan kecerdasan otak anak. Kreativitas hanya muncul dalam semangat kebebasan berpikir dan berkreasi. Oleh karena itu, jangan mengurung kecerdasan anak-anak kita- hanya pada satu pengertian sempit, yaitu Matematika. Belajar matematika memang penting, tetapi bukan segalanya, karena kemampuan otak manusia jauh lebih kaya dibandingkan hanya dengan pengetahuan angka-angka. Anak Cerdas Karena Tidak Bisa Matematika, mungkinkah? Mungkin saja, karena bayi yang saya ajak berlatih matematis logis masih usia 14 bulan.
Game kali ini saya mengajak Nduk Ara bermain bola. Dengan bermain bola dan menyanyikan lagu karangan saya, Nduk Ara jadi tahu bahwa bola itu benduknya bundar, bisa menggelinding, di lempar, di tendang, dan di tangkap. Bermain seperti ini saja sudah disebut mentsimulasi kecerdasan matematis logis, menarik bukan?
@institut.ibu.profesional
Comments