top of page
  • Writer's pictureAdmin

Komunikasi Produktif untuk Menghadapi Tantangan

Perkembangan Program Ibu Profesional sudah melampaui perkiraan. Ibu Septi benar-benar merancang supaya terus terjadi pergerakan, perkembangan, perbaikan dan perubahan di setiap divisi. Tantangan tidak pernah henti, karena Ibu Septi selalu mengajarkan untuk mencari tantangan baru, supaya terus berpikir.


Modal Dasar untuk menghadapi tantangan tersebut adalah Komunikasi Produktif. Bukan hanya untuk komunikasi dengan diri sendiri, pasangan atau anak. Tapi juga dalam berkoordinasi dengan anggota Tim Bunda Sayang maupun komunitas. Komunikasi Produktif merupakan materi pertama di program Bunda Sayang. Materi ini disusun agar kita dapat berkomunikasi dengan baik melalui media apapun bahkan dengan siapapun.

Berkali-kali terjadi intrik dan kejutan di Dapur Komunitas. Ternyata semua bersumber dari Asumsi. Padahal dalam kaidah Komunikasi Produktif telah diajarkan, Don't Assume. Akibatnya, banyak hal yang harus diluruskan, direkonstruksi ulang. Tapi inilah proses belajar, dan harus menjadi modal untuk selanjutnya. Fokus ke depan dan pada solusi.


Berkali-kali terjadi perbedaan pendapat antar rekan Pengurus/Fasilitator, yang ajaibnya terus saja dipertanyakan. Bukankah sudah ada proses Clear & Clarify? Don't Assume. Maybe That's not as clear as you think, and was not clarified enough.


Tantangan 10 Hari di Bunda Sayang juga tidak kalah menantang. 10 hari adalah limit terendah untuk menguji konsistensi kita. Meskipun demikian, tidak jarang banyak sekali tantangan dalam melakukan dan membuat setorannya. Lagi-lagi, kaidah Komunikasi Produktif yang kembali mendukung proses menghadapi tantangan ini. Memahami FoE/FoR, Berkomunikasi pada diri sendiri untuk mengafirmasi diri, bahwa SAYA BISA. Dan jika ada kejadian di luar rencana atau harapan, Observasi ulang, I'm Responsible for my communication result.

371 views1 comment
bottom of page