top of page

Kupu dan Kupi

Writer's picture: Nesri BaidaniNesri Baidani

Si Bungsu senang sekali menggambar kupu-kupu. Tiap kali memegang pensil dan kertas selalu minta dibuatkan kupu-kupu. Kali ini Ibu bosan membuat kupu-kupu (ya iyalah, bisa lebih dari 10 kali bikin kupu-kupu). Jadi kita bikin jadi cerita aja, yuk!

*****

Kupu dan Kupi sedang bermain di kebun bunga. Tiba-tiba Kupu merasa lapar, "Kupi, aku lapar. Yuk kita cari bunga. Aku ingin bunga yang manis."

"Sini Kupu!" panggil Kupi yang baru saja mencicipi sebuah bunga, "bunga ini manis sekali."

"Ah, aku tak mau. Bunga ini kelopaknya ada 5, terlalu banyak. Aku tak suka," Kupu menolak.

Kupi pun terbang ke bunga yang lain. "Yang ini kelopaknya cuma 3, Kupu," Kupi menemukan bunga lain. "Tapi agak sepet," lapor Kupi setelah mencicipi sari bunganya.

"Ah, aku mau yang kelopaknya sedikit dan manis."

"Aha!" Kupi berseru gembira, "yang ini kelopaknya 4 dan manis!"

"Tapi yang itu ada daunnya, aku ngga mau!" lagi-lagi Kupu menolak.

"Ih, Kupu!" Kupi mulai kesal. "Kamu kan sudah lapar, butuh makanan. Selama makanannya halal, apa salahnya dimakan? Kenapa tidak mensyukuri apa yang diberikan oleh Allah? Dari tadi aku sudah makan dari 3 sari bunga dan kamu belum makan apa pun. Aku sudah kenyang dan kamu masih kelaparan. Apa salahnya makan yang ada di hadapan, semua halal, kan?"

Kupu cemberut. Kupi benar, dia sudah kelaparan. Apa salahnya makan yang diberikan Allah? Akhirnya Kupu pun menghisap ketiga sari bunga yang disediakan Allah di kebun bunga.

****

Sebenarnya Si Bungsu yang sangat aktif tidak anteng mendengarkan ceritanya. Dia fokus pada gerakan tangan Ibu yang menggambar, terbukti dari responnya, "Kupu-kupu lagi, bunga disini, bunga lagi disini, kupu-kupu lagi." Tapi Ibu, mah keukeuh aja bercerita. Kalaupun dia tak menyimak cerita Ibu, setidaknya dia mendengar suara Ibu. Kata orang suara Ibu adalah obat penenang nomor satu, tsaah!

83 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


bottom of page