top of page

Menjadi ibu, istri, dan guru

Sebelum menikah, saya hanyalah seorang guru musik yang jadwal hariannya hanya mengajar. Dengan menjadi guru, saya belajar bagaimana menghadapi tingkah polah anak balita, saya mengenal karakter anak dan orangtuanya, dan akhirnya mata saya terbuka lebar tentang pentingnya pendidikan anak di bawah pengasuhan orangtuanya.


Lima tahun saya menjalani profesi ini sampai akhirnya dipertemukan kepada seorang lelaki yang bisa menjadi partner hidup, penasehat, dan imam bagi saya. Kami menikah di akhir tahun 2011 dan dimulailah perjalan hidup yang lebih bermakna. Kami berdiskusi mau bagaimana rumahtangga ini dijalankan, bagaimana dengan anak-anak yang nantinya akan ada, persiapan apa yang dilakukan untuk menjadi orangtua, dan sebagainya. Suami mengizinkan saya tetap bekerja dengan komitmen, anak-anak adalah yang utama. Bersyukur saya diberi keleluasaan seperti itu. Sebagai rasa hormat saya ke suami, saya berusaha menjaga kepercayaan beliau dengan sebaik-baiknya.


Hampir dua tahun setelah menikah, lahirlah putri pertama kami. Peran saya bertambah, selain menjadi istri dan guru, menjadi ibu adalah pekerjaan baru bagi saya. Pengetahuan dan skill baru harus dipelajari agar tidak salah langkah. Berbagai sumber ilmu seperti buku, artikel, diskusi dengan siapapun, saya pelajari. Belum selesai dan mahir belajar menjadi ibu, Allah SWT telah mempercayakan putri kedua di tahun ketiga pernikahan kami. Alhamdulillah...


Dengan tambahan anggota keluarga baru, keadaan pun berubah. Saya harus lebih bisa membagi waktu diantara ketiga peran tersebut. Saya harus menata kehidupan saya sebagai pribadi agar selaras dengan komitmen awal, anak-anak adalah yang utama. Ketika saya tidak berada di jalur, suami selalu mengingatkan. Kata-kata beliau yang selalu jadi pegangan saya adalah "anak-anak lebih baik dengan ibunya". Ini penyemangat baru bagi saya dalam menjalani peran menjadi ibu. Mulailah saya membekali diri dengan ilmu yang lebih lagi, terutama ketika bergabung dengan Institut Ibu Profesional. Saya belajar untuk menjalankan komitmen yang telah dibuat. Dari sinilah lahir mimpi-mimpi saya yang baru.


Hidup adalah tentang bermimpi. Bersama mimpi, kita bisa menjalani hidup dengan penuh semangat dan menjadi lebih dekat denganNya. Karena mimpi, kita bisa meraih apapun yang diinginkan di dunia ini. Bermimpilah...karena tidak ada yang tidak mungkin selama kita berusaha dan berdo'a.


Mimpi saya adalah menjadi wanita yang mampu menyeimbangkan tiga peran tersebut. Karena saya adalah ibu, istri, dan guru. Saya tidak bisa memilih satu diantara ketiganya. Tantangan saya sekarang ini adalah:

1. membagi waktu agar ketiga peran tersebut dapat berjalan dengan seimbang

2. tidak menunda pekerjaan yang bisa dilakukan sekarang

3. tidak terpancing emosi dengan kelakuan anak (harus bisa memberikan respon positif)


Bukankah setiap pekerjaan hendaknya membaca basmalah? Bismillahirrahmannirrahiim...hanya itu yang bisa saya ucapkan. Semoga Allah memudahkan saya dalam menjalaninya.





215 views0 comments
bottom of page